Ekonomi
Masuki 2021, Allianz Indonesia Ambil Bagian Dalam Kampanye Global, “Bersama Anda, Kini dan Nanti”
Jakarta, 18 Januari 2021 — Sejak pandemi COVID-19 melanda dunia tahun 2020 lalu, World Health Organization (WHO) mengeluarkan pedoman berolahraga bagi orang dewasa, yakni melakukan aktivitas fisik selama 2,5 jam per minggu atau 30 menit setiap hari, untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Hal ini juga sejalan dengan program Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang digalakkan oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai salah satu upaya untuk mengurangi penyebaran COVID-19.
Sebagai perusahaan asuransi yang telah lama dan konsisten mendukung aktivitas olahraga, Allianz Indonesia kini kembali mengajak masyarakat untuk hidup sehat melalui webinar berjudul “Bersama Menguatkan Diri: Pantang Menyerah, Kini dan Nanti”, yang menghadirkan figur-figur yang berbagi cerita tentang semangat olahraga dan pantang menyerah yang mereka alami. Diharapkan semua cerita yang diangkat dalam webinar ini dapat memberikan inspirasi dan menyatukan masyarakat di masa yang menantang saat ini. Kegiatan ini juga sekaligus bentuk dukungan Allianz Indonesia terhadap Allianz yang secara global sejak tahun 2021 ini telah resmi memulai kemitraan dengan Gerakan Olimpiade & Paralimpiade untuk delapan tahun ke depan. Hal ini merupakan wujud komitmen Allianz untuk mendukung perkembangan olahraga di seluruh dunia.
Salah satu pembicara yang hadir dalam webinar ini adalah M. Fadli, yang dahulu merupakan atlet balap motor berprestasi, tetapi harus menggantung impiannya karena mengalami kecelakaan saat berlomba. “Saya sempat berada di titik terendah saat kaki saya harus diamputasi, tetapi saya sadar tidak boleh mudah menyerah. Berkat dukungan orang-orang terdekat, saya mulai mencari kesempatan yang bisa dilakukan meski dengan kaki palsu. Ternyata jalan saya terbuka lebar, saya dapat bangkit dengan melakukan hal baru menjadi atlet paracycling dan pada akhirnya berhasil mendapatkan 1 tiket menuju Paralimpiade Tokyo tahun 2021 ini.”
Jika M.Fadli sedang berjuang meraih impiannya menjadi juara dunia paracycling, Yasha Chatab justru pernah berjuang melawan penyakitnya. Sebagai penggemar olahraga dan juga salah satu penggagas komunitas lari terbesar di Indonesia, Yasha cukup terkejut dengan apa yang sempat dialaminya, “Orang-orang yang kenal saya pasti tahu seberapa cinta-nya saya dengan olahraga, karena olahraga merupaka upaya saya untuk jaga kesehatan. Ketika terdiagnosa COVID-19 dengan gejala cukup berat dan harus dirawat di rumah sakit, rasanya sulit untuk dipercaya, ternyata orang sehat juga tetap bisa sakit. Namun, saya memahami bahwa sehat saja tidak cukup, tetap perlu proteksi. Beruntung saya mempercayakan perlindungan asuransi kesehatan saya kepada Allianz, sehingga biaya penanganan medis saat terkena COVID-19 sebesar Rp232 juta dapat ditanggung, dan saya pada saat itu bisa fokus dengan proses pengobatan/penyembuhan tanpa rasa khawatir”, tambah Yasha.
Meski telah sembuh dari COVID-19, Yasha mencoba untuk rutin berolahraga demi menjaga kesehatan dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Karena sesuai dengan anjuran pemerintah, di masa pandemi ini olahraga diharapkan dapat menjadi bagian dari gaya hidup, untuk meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh.
“Yang juga tak kalah penting adalah memiliki perlindungan asuransi, apalagi di masa pandemi COVID-19 ini turut menimbulkan ketidakpastian dan kekhawatiran di masyarakat. Untuk membantu masyarakat mendapat perlindungan asuransi dengan mudah, saat ini Allianz Indonesia tidak memberlakukan masa tunggu 30 hari untuk klaim penyakit COVID-19 bagi nasabah baru Allianz yang memerlukan perawatan sejak polis/rider asuransi kesehatannya diterbitkan”, kata Aditya Sumirat, karyawan dan salah satu penggagas komunitas lari di Allianz Indonesia, yang juga menjadi pembicara dalam webinar ini.
Terhitung sejak 16 Januari 2021 sampai dengan 31 Maret 2021, perlindungan asuransi Allianz juga memberikan kemudahan pembiayaan COVID-19 lain seperti pembiayaan pengobatan pada saat isolasi mandiri karena COVID-19 jika dirawat di fasilitas non rumah sakit atau di hotel rujukan pemerintah (tidak termasuk biaya kamar dan akomodasi), pembiayaan pengobatan apabila isolasi mandiri di rumah karena COVID-19 yang dibutuhkan secara medis (sesuai ketentuan polis yang berlaku), serta fasilitas penukaran Allianz Smart Point dengan berbagai manfaat terkait COVID-19, seperti pembelian obat dan vitamin.
Tersedia juga akses gratis layanan tanya dokter online di aplikasi Halodoc untuk digunakan Nasabah dan dapat diakses via chat, telepon atau video call di mana pun dan kapan pun. Akses gratis layanan tanya dokter online ini dapat juga dimanfaatkan oleh Nasabah untuk hal-hal terkait medis lainnya dan tidak hanya terbatas untuk kasus COVID-19 atau saat isolasi mandiri saja. Selain itu, Nasabah juga dapat membuat reservasi untuk melakukan pemeriksaan swab PCR COVID-19 di fasilitas medis (rumah sakit atau klinik) yang dikehendaki oleh Nasabah di aplikasi Halodoc, info selengkapnya Nasabah dapat mengakses https://www.allianz.co.id/layanan/customer-service/allianz-teleconsultation
“Allianz senantiasa menyesuaikan layanan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat saat ini, khususnya pada saat pandemi. Kami memperluas proteksi asuransi untuk menanggung biaya yang dikeluarkan selama perawatan di lokasi yang ditunjuk pemerintah maupun isolasi mandiri, agar lebih tepat sasaran dalam melindungi Nasabah kami. Tentunya, seluruh limit tetap mengacu pada polis asuransi sesuai produk yang dimiliki masing-masing Nasabah. Inilah salah bukti nyata bahwa Allianz akan selalu mendampingi, kini dan nanti,” kata Karin Zulkarnaen, Chief Marketing Officer, Allianz Life Indonesia.
Ekonomi
Swasembada Pangan, Komitmen Pemerintah Menuju Kemandirian Pangan Nasional
JURNALJAKARTA.COM – Pangan merupakan hak asasi manusia yang wajib dipenuhi oleh negara. Ketersediaan pangan yang cukup, beragam dan bergizi seimbang menjadi fondasi utama dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang menegaskan pentingnya kemandirian dan kedaulatan pangan.
Dalam satu tahun masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, sektor pangan menempati posisi strategis sebagai program prioritas nasional. Sejumlah langkah konkret pun telah dilakukan untuk memperkuat fondasi swasembada pangan, mulai dari peningkatan produksi hingga modernisasi sistem pertanian.

Melalui keterangannya, Kamis (23/10), Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron, menyampaikan bahwa, pemerintahan Presiden Prabowo menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat ketahanan pangan melalui dukungan anggaran dan kebijakan yang berpihak kepada petani. “Pemerintah meningkatkan alokasi anggaran untuk sektor pangan, memperbaiki kualitas pupuk bersubsidi dan memastikan ketersediaannya bagi petani. Selain itu, infrastruktur pendukung seperti jaringan irigasi dan penyediaan air pertanian juga terus dibangun,” ujar Herman.
Menurutnya, faktor penentu swasembada pangan tidak hanya terletak pada ketersediaan lahan dan pupuk, tetapi juga pada pengelolaan sistem pangan yang terintegrasi, dari hulu hingga hilir. “Ketersediaan air, benih unggul, pupuk berkualitas, serta sistem pertanian yang efisien menjadi kunci peningkatan produktivitas,” tambahnya.
Modernisasi dan Intensifikasi Pertanian
Pemerintah saat ini tengah gencar melakukan intensifikasi dan modernisasi pertanian, termasuk penyediaan alat-alat pertanian modern bagi petani serta peningkatan kapasitas para penyuluh pertanian.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga terus membangun jaringan irigasi sekunder dan sistem tata air mikro, serta memperkuat fungsi bendungan sebagai penyedia air bagi lahan pertanian. “Pembangunan pertanian dilakukan secara besar-besaran, baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi. Pembukaan lahan baru dan optimalisasi lahan tidur menjadi bagian penting dalam upaya mencapai target swasembada pangan,” jelas Herman.
Diversifikasi dan Keberagaman Pangan Lokal
Selain meningkatkan produksi, pemerintah juga mendorong diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras. Indonesia memiliki potensi besar melalui
sumber pangan lokal seperti umbi-umbian, jagung dan sagu, yang telah lama menjadi
makanan pokok di berbagai daerah. “Keberagaman konsumsi pangan di Indonesia adalah kekuatan. Masyarakat Papua mengonsumsi sagu, warga Madura dan Sulawesi banyak mengonsumsi jagung, sedangkan di Jawa Barat sebagian masyarakat masih mengandalkan singkong. Inilah bukti bahwa swasembada dapat disesuaikan dengan karakter konsumsi lokal,” kata Herman.
Diversifikasi pangan diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas dan nilai ekonomi hasil pertanian.
Menuju Surplus Pangan Nasional
Herman optimistis bahwa, melalui program prioritas pangan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia tidak hanya mampu mencapai swasembada, tetapi juga menuju surplus pangan yang dapat menjadi sumber ekspor bagi negara lain. “Kami memberikan apresiasi atas komitmen Presiden Prabowo dalam menjadikan pangan sebagai prioritas utama. Negara besar selalu menempatkan pangan sebagai pilar utama pembangunan nasional,” tegasnya.
Herman menambahkan, ketersediaan benih unggul menjadi faktor penting dalam meningkatkan produksi pertanian. Pemerintah diharapkan terus memastikan ketersediaannya secara merata agar petani dapat meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan mereka. “Kami mendukung penuh langkah pemerintah dalam memperkuat program pangan nasional, termasuk pembentukan kawasan pangan baru sebagai bagian dari upaya mencapai kemandirian dan swasembada pangan,” tutup Herman Khaeron yang juga Sekjen DPP Partai Demokrat. (Red).
Ekonomi
Amankan Program Prioritas: BGN Perkuat Sinergi Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis
JURNALJAKARTA.COM – Badan Gizi Nasional (BGN) dan secara resmi menegaskan komitmen kerja sama strategis mereka untuk memastikan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan efektif, aman, dan akuntabel. Penegasan ini diwujudkan melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Sinergi Penguatan Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis, yang bertujuan memitigasi berbagai tantangan implementasi di lapangan.

Program MBG merupakan inisiatif strategis yang menempati posisi sentral dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia, sejalan dengan arah RPJMN 2025–2029 dan mendukung pencapaian empat poin penting Sustainable Development Goals (SDGs). Namun, kompleksitas program—mulai dari tata kelola, distribusi, kasus keracunan makanan, hingga potensi pelanggaran hukum—menuntut adanya pengawasan dan intelijen yang terpadu.

Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola (Sistakol) BGN, Tigor Pangaribuan, menekankan bahwa kerja sama ini adalah jaminan Pemerintah terhadap integritas program.
“MBG adalah program multi-sektor yang membutuhkan dukungan keamanan dan intelijen. Dengan kerja sama ini, BGN kini berpasangan dengan BIN untuk membentuk barisan pertahanan yang solid,” ujar Deputi BGN yang akrab disapa Bang Tigor.
BGN memiliki peran utama dalam realisasi MBG sebagai salah satu Program Utama milik Pemerintah. Namun peran tersebut perlu mendapat dukungan dari berbagai elemen, termasuk dari BIN sebagai pengawal kebijakan pemerintah.
“BGN sudah menyiapkan langkah antisipasi untuk menyelesaikan berbagai masalah MBG. Namun berbagai masalah masih tetap muncul, sehingga BGN membutuhkan peran BIN sebagai garda terdepan mengawal kelancaran Program MBG,” terangnya.
Sebagai langkah konkret, BGN dan BIN sepakat membentuk kerja sama berbentuk Integrasi Pengawasan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis, untuk mengoptimalkan koordinasi intelijen dan pengawasan. Sinergi ini mencerminkan wajah baru kolaborasi intelijen di era pembangunan, menjamin program MBG terlaksana secara aman dan berkelanjutan.
Ekonomi
Gerakan Koperasi Merah Putih: Menguatkan Ekonomi Rakyat dari Akar Rumput
Ahmad Zabadi, S.H, M.M, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM RI. (Foto Ist).
JURNALJAKARTA.COM – Bangkitnya kekuatan ekonomi nasional dimulai dari Desa. Di sanalah sumber pangan, energi dan produktivitas tumbuh dan berakar.
Melalui Gerakan Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih, sebuah inisiatif kolektif kini hadir untuk menggerakkan roda ekonomi rakyat dari bawah, dengan semangat gotong-royong sebagai fondasi utamanya, agar tak ada Desa yang tertinggal dan tak ada rakyat yang tersisih.
Gerakan ini menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor untuk membangun ekonomi kerakyatan yang kokoh dan berkelanjutan. Dunia usaha membuka akses ke pasar yang lebih luas, lembaga keuangan menghadirkan dukungan permodalan, sementara masyarakat menjadi aktor utama yang menggerakkan produktivitas di tingkat lokal.
Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih berperan sebagai simpul kolaborasi, menghubungkan petani, nelayan dan pelaku usaha kecil dengan pasar modern dan dunia industri. Koperasi bukan hanya sekadar lembaga ekonomi, tetapi juga ruang sosial dan tempat tumbuhnya solidaritas.
Melalui keterangannya, Selasa (21/10), Ahmad Zabadi, S.H, M.M, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM RI, menegaskan pentingnya peran koperasi sebagai motor penggerak kemandirian Desa. “Melalui koperasi, masyarakat saling menguatkan. Ini adalah gerakan sosial yang membangun ekonomi lokal secara berkelanjutan. Gotong-royong adalah kekuatan utama menuju Desa yang mandiri dan produktif,” ujarnya.
Dikatakan, Transformasi digital menjadi pilar penting dalam penguatan koperasi Desa. Sistem SIM-COPDES kini mempermudah koperasi dalammengakses pasar dan pembiayaan secara lebih transparan, efisien dan inklusif.
Dukungan dari Himbara dan BUMN juga membuka jalur pembiayaan baru, menjadikan teknologi bukan sebagai ancaman, melainkan peluang besar bagi kemajuan Desa dan pelaku UMKM.
Menurutnya, tak hanya soal kelembagaan, penguatan kualitas SDM juga menjadi perhatian utama. Pelatihan di bidang perkoperasian, kewirausahaan, manajemen, hingga teknologi terus digalakkan demi membangun kapasitas pengurus dan anggota koperasi secara berkelanjutan. “Koperasi harus menjadi ruang belajar bersama. Tempat masyarakat Desa mengasah keterampilan, mengembangkan potensi lokal, hingga menciptakan lapangan kerja. Dari sinilah lahir nilai tambah dan ketahanan ekonomi keluarga,” tambah Zabadi.
Dalam kurun satu tahun terakhir, Gerakan Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih telah menjadi simbol arah baru pembangunan ekonomi rakyat: perpaduan antara semangat gotong-royong dan tata kelola modern untuk mewujudkan kedaulatan ekonomi nasional.
Zabadi menutup dengan ajakan, Gerakan ini hanya akan berhasil jika semua pihak bergerak bersama dalam semangat kolaborasi. “Dengan gotong-royong dan kepedulian kolektif, kita wujudkan Desa yang berdaya, rakyat yang sejahtera dan bangsa Indonesia yang semakin kuat,” pungkasnya. (Red).
-
Kesehatan5 days agoKementerian Kesehatan dan BSN, Gelar Pelatihan Gratis untuk Seluruh Rumah Sakit di Indonesia
-
Pohukam6 days agoJaksa Agung Rotasi 73 Pejabat, Herlina Setyorini Promosi Asisten Pembinaan Pada Kejati Sumut
-
Kesehatan6 days agoReklasifikasi Rumah Sakit: Jumlah Tempat Tidur Menjadi RS Berbasis Kompetensi.
-
Pohukam5 days agoEks Napiter Sumsel, Tabur Bunga ke Taman Makam Pahlawan
-
Kesehatan4 days agoIndonesia Tertinggal Dalam Memanfaatkan Lulusan Teknik Biomedika di Rumah Sakit
-
Pohukam3 days agoSEMPRO, LMND dan Elemen Mahasiswa Banten Gelar Diskusi Evaluasi 1 Tahun Kinerja Pemerintahan Prabowo–Gibran
-
Ekonomi3 days agoGerakan Koperasi Merah Putih: Menguatkan Ekonomi Rakyat dari Akar Rumput
-
Pohukam3 days agoDemo 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran Berjalan Aman, Massa Aksi Tegaskan Tuntutannya
