Teknologi
Parakerja.co.id Jadi Aplikasi Penunjang Kemandirian Penyandang Disabilitas

JurnalJakarta.com — Menggandeng Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pubisindo) dan Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Perusahaan Platform Kerja untuk Disabilitas ‘Parakerja’ meluncurkan aplikasi penunjang kemandirian penyandang disabilitas bernama Parakerja.co.id di UnionSPACE, Satrio Tower, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (19/12).
Acara peluncuran ini dihadiri langsung CEO Parakerja Rezki Achyana dan Ketua Umum Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Bapak Gufroni Sakaril.
Memiliki visi untuk membantu penyandang disabilitas dan non disabilitas dalam meningkatkan aksebilitas dan kompetensi kerja menuju era industri 4.0, aplikasi platform berbasis web dan android ini dibuat untuk memberi kemudahan bagi penyandang disabilitas untuk mendapatkan modul pembelajaran dan pelatihan kerja.
“Dengan adanya aplikasi parakerja para disabilitas serta non disabilitas akan mudah mendapatkan modul pembelajaran dan utama mengenai bahasa isyarat yang di Indonesia sendiri tidak ada lembaga ataupun tempat khusus untuk belajar bahasa isyarat, baik offline apalagi online,” jelas Rezki Achyana di hadapan awak media.
Sebagai “Partner Digital” untuk penyandang disabilitas dan Non disabilitas seperti keluarga penyandang disabilitas, guru SLB, HRD perusahaan dsb, aplikasi ini dilengkapi berbagai fitur unggulan yang tidak ada di aplikasi sejenis, seperti : Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo), dimana pengguna aplikasi bisa Belajar bahasa tuli langsung dari Penyandang disabilitas Tuli, lengkap dengan isyarat per kata, contoh kalimat, dan latihan komunikasi.
Konsultasi, fitur ini berfungsi untuk Menjawab berbagai pertanyaan mengenai dunia disabilitas, dan menjadi sumber jawaban dalam mendidik anak-anak disabilitas, yang dijelaskan oleh para pakar dan ahli di bidangnya. Tematik, sebuah Media belajar inovatif dan interaktif untuk pembelajaran di SLB. Sehingga Belajar secara digital di sekolah menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Vokasional, Mempersiapkan disabilitas memasuki dunia kerja, dengan pembinaan melalui video yang aksesibel dan mudah dipahami.
“Ada 4 hal yang jadi fokus utama parakerja yaitu aksesbilitas, edukasi, kreatifitas dan pemberdayaan, Cuma untuk versi awal ini kami berfokus di bahasa isyarat karena merupakan hal paling pokok dalam hal kesetaraan antara penyandang disabilitas dan non disabiltas,” Imbuh Rezki.
Tidak hanya memberi modul pembelajaran, aplikasi parakerja.co.id juga memberikan kesempatan magang dan bekerja bagi penyandang disabilitas dengan memberikan sertifikasi keahlian di suatu bidang kerja.
Hal ini bertujuan agar kedepan para penyandang disabilitas mempunyai legalitas untuk bekerja di sebuah perusahaan.
Terhitung sejak aplikasi ini diluncurkan, Perusahaan Start Up Parakerja telah berkolaborasi dengan 6 Sekolah Luar Biasa (SLB) yang tersebar di 5 Kota di Indonesia termasuk yang terbaru adalah dengan SLB N 6 Jakarta untuk program digitalisasi SLB.
Selain itu parakerja juga dalam momen ini menggandeng perusahaan Virtual Reality Nasional yaitu Millea Lab untuk meningkatkan proses pembelajaran dan pengingkatan kapabilitas teman – teman difabel melalui teknologi VR dan AR.
“Perlu diketahui banyak sekali jurnal – jurnal ilmiah di luar negeri yang bisa menunjukan penggunaan VR dan AR sangat membantu proses belajar bagi para penyandang disabilitas khususnya Autis” tutur Rezki menambahkan.
Usai pemaparan dan dialog, acara kemudian diakhiri dengan penandatanganan MoU kerjasama antara Parakerja.co.id dengan Kementrian sosial, SLB N 6 Jakarta, Pubisindo dan PPDI.
Dengan diluncurkannya aplikasi ini, kedepan parakerja berharap para penyandang disabilitas diharapkan dapat mandiri secara ekonomi dan mencapai kesetaraan dalam pekerjaan serta kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Teknologi
Teknologi “Wearable Cyborg™” Siap untuk Digunakan di Indonesia

DEPOK, JURNALJAKARTA.COM –– HAL (Hybrid Assistive Limb) adalah teknologi pertama di dunia yang diyakini mampu memperbaiki, mendukung, meningkatkan dan meregenerasi fungsi fisik pemakainya melalui sebuah sistem artifisial yang menggabungkan penerapan robotika dan ilmu neuromuskolar. Karena fitur ini, ia juga disebut “Wearable Cyborg™”.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Perkumpulan Teknik Pelayanan-Kesehatan Indonesia (PTPI), Prof. Dr. Eko Supriyanto melalui keterangannya kepada wartawan saat melakukan visit di Rumah Sakit UI, Selasa (10/9) kemarin.
Ketika seseorang mencoba untuk menggerakkan tubuhnya, otak sebagai pusat saraf akan mengirimkan sinyal untuk memerintahkan otot melakukan sebuah gerakan. Secara samar, HAL mampu membaca sinyal ini melalui sensor yang terpasang di permukaan kulit. Sistem HAL mampu mendeteksi niat gerakan pasien berdasarkan apa yang disebut “sinyal bio-listrik”, lalu memperkuat sinyal tersebut untuk menggerakkan anggota tubuh yang terganggu. Dengan bantuan HAL, pasien dapat berjalan, berdiri dan melakukan rehabilitasi fisik dengan lebih efektif.
Dikembangkan oleh perusahaan teknologi terkemuka Cyberdyne di Jepang. “Hari ini (Selasa (10/9)) di RSUI kita melihat produk Cyberdyne, produk ini dapat membantu orang-orang yang memiliki permasalahan mobilitas. Saya sudah mencobanya sendiri, merasakan berjalan kaki menggunakan produk ini terasa lebih ringan,” jelas Prof. “Begitupula di tangan, hanya dengan pikiran saja tangan bisa bergerak dengan sendirinya melalui bantuan “Wearable Cyborg™” ini.” tegas Prof. Eko.
Di Indonesia, HAL mulai mendapatkan perhatian sebagai solusi potensial dalam rehabilitasi pasien. Dengan tingginya jumlah penderita stroke dan cedera yang memerlukan terapi fisik, teknologi HAL dapat menjadi terobosan yang sangat dibutuhkan. Para ahli kesehatan berharap bahwa dengan berkembangnya akses terhadap teknologi canggih ini, masa depan rehabilitasi medis di Indonesia akan semakin cerah.
Sementara itu, Dr. dr. Astuti Giantini, Sp. PK (K), MPH sebagai President Director RSUI mengatakan, RSUI ingin membuat Walking Centre yang berfokus untuk membantu meningkatkan fungsi gerak tubuh bagi pasien yang memiliki keterbatasan mobilitas, seperti pada seseorang yang mengalami kelumpuhan pasca kecelakaan dan Cerebral Palsy (lumpuh otak). “Nanti Insya Allah kita akan mendirikan Walking Centre,” ujar Dr. dr Astuti kepada wartawan, Selasa (10/9) kemarin.
Walking Centre menggabungkan pendekatan robotik ini dengan terapi stem cell, sehingga harapannya dapat meningkatkan regenerasi sel hingga tiga kali lipat dan mengembalikan fungsi gerak tubuh dengan sendirinya. Insya Allah akan dikerjakan di RSUI. “Tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat yang membutuhkan,” tutur Dr. dr. Astuti.
Dr. dr. Rahyussalim, Sp. OT (K), Manajer Pendidikan dan Kemahasiswaan Program Dokter Spesialis dan Subspesialis FKUI juga mengatakan, Saya sebagai praktisi sangat mengharapkan adanya Walking Centre ini. Karena, kami banyak sekali menjumpai orang-orang yang berusia lanjut dan sebagian orang-orang dewasa muda yang sudah tidak bisa berjalan. “Sekarang dengan dukungan teknologi Hybrid, yaitu stem cell dan Wearable Cyborg, maka proses penyembuhan pasien di Walking Centre RSUI akan lebih cepat,” tutur Dr. dr Rahyussalim.
“Tentu kita mengharapkan dukungan dari pemerintah, kementerian dan lembaga. Yang pasti saat ini kita minta dukungan Prof Eko dari PTPI untuk mendorong pemerintah dapat merealisasikan Walking Centre ini,” jelasnya kepada wartawan.
Untuk memperkenalkan teknologi ini secara lebih luas, maka Perkumpulan Teknik Pelayanan Kesehatan Indonesia (PTPI) telah mengundang Professor Yoshiyuki Sankai dari Cyberdyne Jepang dan Dr. dr. Rahyussalim, Sp. OT (K) dari FKUI untuk memaparkan teknologi ini dalam Forum Teknik Pelayanan Kesehatan (INAHEF 2024) yang diselenggarakan oleh Badan Standarisasi Nasional, Kemenkes, Kemenperin, Bappenas dan Kantor Staf Presiden di SMESCO, Jakarta pada tanggal 17-19 September 2024.
Masyarakat akan diberikan kesempatan untuk mencoba teknologi Wearable Cyborg dalam pameran INAHEF 2024.
Bagi yang ingin mengikuti forum ini dapat mendaftarkan diri melalui link berikut: https://bit.ly/Registration%20INAHEF2024.
Kunjungi situs resmi kami di www.inahef.com untuk informasi lebih lanjut. (Red).
Teknologi
Penerapan Robot dan AI untuk Membantu Tenaga Medis dalam Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

INOVASI TEHNOLOGI – Presiden PTPI, Prof. Dr. Eko Supriyanto bersama robot delivery dan robot pelayanan, simbol inovasi teknologi di rumah sakit yang siap mengubah masa depan layanan kesehatan. (Sumber foto PTPI/Nadira Alya).
JURNALJAKARTA.COM — Rumah sakit merupakan tempat untuk menangani pasien dalam berbagai kondisi, mulai dari pendarahan, patah tulang hingga infeksi menular. Ruangan dengan radiasi tinggi, kamar yang memiliki udara yang terkontaminasi dengan penyakit infeksi, limbah dan sampah medis yang dikeluarkan setiap hari, serta tindakan yang memerlukan kecepatan dan akurasi tinggi, merupakan kejadian-kejadian di rumah sakit yang pasti kita dapati.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Perkumpulan Teknik Pelayanan-Kesehatan Indonesia (PTPI), Prof. Dr. Eko Supriyanto melalui keterangannya kepada wartawan, Minggu (8/9).
“Meskipun dalam kondisi seperti ini, kita ingin rumah sakit merupakan tempat yang selamat bagi pengunjung dan tenaga kesehatan dari infeksi serta limbah dan sampah yang berbahaya dalam segala situasi. Ini tentunya sulit tercapai jika mengandalkan tenaga manusia yang harus bekerja 24 jam x 365 hari dalam satu tahun di tempat yang membahayakan. Kita ingin manusia bekerja secara selamat dan dalam batasan waktu yang wajar. Kita ingin para tenaga pembersih ruangan tidak menjadi pasien di rumah sakit karena tertular infeksi. Untuk itu, perlu ada bantuan alat atau robot yang menjadi pelengkap bagi tenaga pembersih, yang mampu membersihkan tempat-tempat yang berbahaya serta bekerja tanpa henti sepanjang hari,” tandas Prof. Eko.
Hal yang sama juga diperlukan untuk penjaga keamanan, lanjut Prof. Eko, penyedia informasi dan pengantar barang di rumah sakit. Sudah saatnya kita memberikan perlindungan dan kesejahteraan yang lebih baik bagi para pekerja dalam bidang ini. Robot-robot untuk menjaga keamanan, menyediakan informasi serta mengantar barang tanpa terbatas pada ruang dan waktu, sudah saatnya diimplementasikan untuk membantu manusia.
Selain untuk kepentingan non medis, robot juga telah digunakan untuk membantu tenaga medis dalam menangani pasien di rumah sakit sejak beberapa dekade terakhir. Upaya ini dilakukan untuk membantu tenaga medis mengerjakan prosedur pembedahan yang kompleks, berat dan memerlukan akurasi tinggi, seperti bedah saraf dan bedah tulang. Dalam bidang rehabilitasi medis, para Dokter juga sangat terbantu dengan adanya robot yang dapat menjadi alat pengangkat pasien dalam proses rehabilitasi stroke.
“Untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat pelayanan kesehatan untuk melihat lebih dekat dan berinteraksi dengan sebagian robot-robot diatas, maka Perkumpulan Teknik Pelayanan Kesehatan Indonesia (PTPI) bekerja sama dengan Badan Standarisasi Nasional, Kemenkes, Kemenperin, Bappenas dan Kantor Staf Presiden akan menyelenggaran pameran dan seminar terkait dengan penerapan robot dan AI di Smart Hospital yang akan diselenggarakan di SMESCO, Jakarta pada tanggal 17-19 September 2024. Selain dapat berinteraksi dengan robot-robot untuk pelayanan di rumah sakit, aplikasi AI di rumah sakit juga akan dipresentasikan oleh berbagai asosiasi dan industri baik dari dalam maupun luar negeri,” pungkas Pria, Kelahiran Kota Wali Demak, Jawa Tengah ini.
Jangan sampai ketinggalan! Anda bisa berinteraksi langsung dengan teknologi yang akan merevolusi layanan kesehatan.
Pameran dan seminar penerapan robot dan AI ini merupakan bagian dari Forum Teknik Pelayanan Kesehatan Internasional atau International Healthcare Engineering Forum (INAHEF) yang ketiga. (Red).
Daftarkan diri Anda sebagai pengunjung melalui tautan
https://bit.ly/Registration%20INAHEF2024.
Kunjungi situs resmi kami di www.inahef.com untuk informasi lebih lanjut. ****
Teknologi
FiberStar Menjadi Mitra Kerja Resmi Starlink untuk Hadirkan Akses Internet Satelit di Indonesia

JURNALJAKARTA.COM — FiberStar, salah satu perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi di Indonesia, dengan bangga mengumumkan kemitraan resminya dengan Starlink, perusahaan layanan internet satelit inovatif yang dimiliki oleh SpaceX.
Perjanjian kerjasama ditandatangani oleh FiberStar dengan Starlink Service Indonesia Enterprise Team. Starlink, yang dikenal karena menyediakan layanan internet berkecepatan tinggi melalui jaringan satelit di orbit yang lebih dekat dengan bumi.
Kemitraan ini bertujuan untuk membawa akses internet satelit yang handal guna memperluas cakupan dan kualitas layanan internet di Indonesia.
Wisnu Wardhana, Customer Service Assurance Division Head FiberStar, mengatakan “Kami dengan bangga menyatakan bahwa FiberStar telah menjadi salah satu Authorized Starlink Reseller di Indonesia. Kami berkomitmen untuk menghadirkan teknologi internet satelit kepada masyarakat Indonesia. Kemitraan ini mencerminkan komitmen FiberStar untuk terus memperluas cakupan kami terhadap akses internet berkualitas sehingga konektivitas digital menjadi hal yang tidak terbatas bagi seluruh masyarakat Indonesia.”ujarnya di Jakarta Kamis (27/6/2024).
Wisnu Wardhana menambahkan, FiberStar bersama Starlink menghadirkan solusi terkini mengenai cakupan internet yang menyeluruh untuk seluruh masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat di daerah terpencil sekalipun berhak mendapatkan akses internet yang berkuliatas.
FiberStar tidak hanya menawarkan produk Starlink dengan izin resmi, tetapi juga memberikan layanan solusi lainnya dengan berbagai opsi tambahan untuk membantu kebutuhan dan kenyamanan pelanggan kami. Produk Starlink yang FiberStar tawarkan antara lain tipe Standard, Standard Actuated dan Flat High Performance dengan kecepatan internet dapat mencapai up to 200 Mbps per terminal.
Managed services yang FiberStar berikan antara lain, garansi kerusakan perangkat, dukungan pelanggan 24 x 7, layanan tersedia untuk seluruh Indonesia, terdapat opsi untuk terintegrasi dengan perangkat SDWAN & Security (teknologi pengelolaan jaringan secara terpusat dan untuk memonitor semua traffic) serta menyediakan jasa pengiriman dan instalasi yang akan mempermudah pengguna.
Fiber optic network membutuhkan konektivitas satelit via Starlink, satelit butuh fiber optic sebagai konektivitas hubungan dengan bandwidth tak terbatas dan latency yang rendah. Ketersediaan keduanya akan saling menunjang konektivitas Indonesia. (***)
Tentang FiberStar:
FiberStar adalah perusahaan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia yang telah berfokus pada penyediaan layanan Infrastruktur berbasis serat optik dengan skala nasional. FiberStar menjaga komitmennya sejak tahun 2014 dengan terus mendukung perkembangan program digitalisasi seperti eSolutions, eCommerce, eGovernment, eEducations dan eHealth dari segala sektor.
Dengan infrastruktur yang luas dan komitmen pada inovasi, FiberStar bertujuan untuk meningkatkan konektivitas digital di Indonesia. FiberStar juga menjalin Kerjasama dengan beberapa ISP besar di Indonesia.
Tentang Starlink oleh SpaceX:
Starlink memberikan internet berkecepatan tinggi, rendah-latensi kepada pengguna di seluruh dunia. Sebagai konstelasi satelit pertama dan terbesar di dunia yang menggunakan orbit rendah Bumi, Starlink memberikan internet broadband yang mampu mendukung streaming, gaming online, panggilan video, dan lainnya.
Starlink dirancang dan dioperasikan oleh SpaceX. Sebagai penyedia layanan peluncuran terkemuka di dunia, SpaceX memanfaatkan pengalaman mendalamnya dalam kedirgantaraan dan operasi di orbit untuk mendeploy sistem internet broadband tercanggih di dunia.