Connect with us

Pendidikan

Kemhan Menggelar Pelatihan Singkat Secara Berseri Untuk Menaikkan IP ASN Kemhan dan TNI di Akhir Tahun 2023

Published

on

Jurnaljakarta.com — Dalam rangka meningkatkan indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara Kementerian Pertahanan (IP ASN Kemhan), Badiklat Kemhan bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Korpri Kemhan menyelenggarakan pelatihan komputer (Ms.Office) tingkat lanjut secara berseri.

Pusdiklat Tekfunghan Badiklat Kemhan selaku pelaksana kegiatan ini telah memfasilitasi kegiatan Pelatihan Singkat Komputer dengan materi Ms. Office Tingkat Lanjut selama 20 JP berupa pendalaman materi word, excel dan power point, serta menyiapkan administrasi dan mengolah data peserta yang layak mendapat sertifikat,” ungkap Kapusdiklat Tekfunghan, Drs. Endang Purwaningsih, M. Si. Senin (18/12/2023).

Endang mengungkapkan, kegiatan yang diselenggarakan secara daring ini sudah dilaksanakan sebanyak 2 gelombang, diikuti oleh para PNS, baik yang berdinas di Unit Organisasi Kemhan maupun berdinas di Mabes TNI dan Angkatan di seluruh Indonesia.

Gelombang I dilaksanakan tanggal 31 Oktober s.d. 2 Nopember 2023, dan Gelombang II dilaksanakan tanggal 12 s.d 19 Desember 2023.
Selain untuk menaikkan IP ASN Kemhan, kegiatan yang diinisiasi oleh pimpinan Kemhan ini juga dilaksanakan dalam rangka memberikan kesempatan kepada PNS yang jarang atau tidak pernah mendapatkan kesempatan meningkatkan kompetensi selama berdinas, karena kesibukannya dalam bertugas,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, pengembangan kompetensi selama 20 JP per tahun ini diatur dalam PP Nomor 17 Tahun 2017 tentang Manajemen ASN, namun saat ini Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN mewajibkan kepada setiap ASN meningkatkan kompetensi melalui pembelajaran secara terus menerus agar relevan dengan tuntutan organisasi.

Dalam memfasilitasi kegiatan tersebut, Pusdiklat Tekfunghan Badiklat Kemhan mengadopsi platform-platform digital sebagai metode pembelajaran secara daring, sehingga peserta tidak perlu datang ke Pusdiklat Tekfunghan Badiklat Kemhan di Jakarta dan dapat mengikuti pelatihan dari tempat kerja masing-masing.

Pusdiklat Tekfunghan Badiklat Kemhan juga menyediakan tenaga pengajar (widyaiswara) yang sangat berkompeten dalam bidangnya sehingga dapat mentransfer materi dengan baik kepada seluruh peserta.

Pada akhir pelatihan, peserta yang memenuhi ketentuan pelaksanaan pelatihan mendapatkan Sertifikat berbentuk digital yang ditandatangani secara elektronik oleh Kabadiklat Kemhan dan Kapusdiklat Tekfunghan Badiklat Kemhan, sehingga peserta dapat mengunduhnya secara mandiri tanpa memerlukan pencetakan sertifikat. Dengan demikian, kegiatan ini cukup efektif dan efisien dari segi anggaran, dan memiliki dampak yang signifikan terhadap organisasi Kemhan dan TNI.

Metode pembelajaran semacam ini di satu sisi merupakan salah satu terobosan yang diambil oleh pimpinan Kemhan dalam rangka percepatan meningkatkan IP ASN Kemhan, tetapi di sisi lain menjadi triger bagi Badiklat Kemhan untuk terus melaksanakan transformasi digital lebih cepat dalam hal pelayanan kediklatan.

Animo peserta pelatihan pada dua gelombang ini cukup tinggi dan merespon positif. Hal ini terlihat dari kolom komentar, saran dan masukan yang diberikan peserta kepada penyelenggara. Gelombang pertama yang telah dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober s.d. 2 November 2023 dengan jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 700 orang, namun yang masuk ke dalam kategori layak untuk mendapatkan sertifikat sejumlah 353 orang. Pada gelombang kedua yang saat ini sedang berlangsung, mulai tanggal 12 s.d. 20 Desember 2023 dengan jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 769 orang, pungkasnya (***)
 

Pendidikan

Sekolah Rakyat, Hadirkan Harapan Baru Bagi Anak Bangsa

Published

on

By

JURNALJAKARTA.COM  – Pemerintah Indonesia melalui inisiatif Presiden Prabowo Subianto meluncurkan program Sekolah Rakyat, sebuah langkah monumental dalam upaya pemerataan pendidikan di seluruh penjuru Tanah Air. Program ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menyediakan akses pendidikan berkualitas, khususnya bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, wilayah terpencil dan kelompok marginal yang selama ini masih menghadapi banyak kendala dalam mengakses pendidikan layak.

Sekolah Rakyat dirancang bukan sekadar sebagai lembaga pendidikan formal, tetapi sebagai pusat pembinaan karakter, pembentukan kecakapan hidup dan penguatan semangat kebangsaan. Dengan mengusung konsep berasrama, didukung oleh fasilitas lengkap serta tenaga pengajar profesional dan berdedikasi tinggi, Sekolah Rakyat diharapkan menjadi titik balik dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, terutama dari kalangan yang selama ini kurang terjangkau oleh sistem pendidikan formal konvensional.

Hal ini disampaikan oleh Dodi Mawardi, Direktur Sekolah Alam Cikeas melalui keterangannya, dalam sesi testimoni bertema “Sekolah Rakyat Hadirkan Harapan Baru Bagi Anak Bangsa”, Rabu (17/9).

Dodi Mawardi, Direktur Sekolah Alam Cikeas. (Foto Ist).

Menurutnya, program ini merupakan inovasi yang sangat relevan dan penting untuk menjawab persoalan klasik pendidikan di Indonesi, yakni kesenjangan akses dan kualitas antarwilayah serta antar kelompok masyarakat. “Mendirikan sekolah berkualitas itu bukanlah hal mudah. Sekolah Rakyat ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menyediakan fasilitas pendidikan yang setara bagi semua anak bangsa. Dengan guru-guru yang berkualitas, sarana yang memadai dan pendekatan pendidikan yang humanis, Sekolah Rakyat memberi harapan nyata bagi anak-anak yang selama ini terpinggirkan,” ujar Dodi.

Lebih lanjut, Dodi menekankan bahwa, konsep Sekolah Rakyat bukanlah sesuatu yang dirancang secara tergesa atau asal-asalan. Ia mengapresiasi pendekatan yang diambil pemerintah dalam merancang model pendidikan ini, yakni dengan mengadopsi dan mengadaptasi model dari berbagai sekolah unggulan yang sudah lebih dulu terbukti berhasil.

“Konsep Sekolah Rakyat ini mengacu pada berbagai sekolah unggulan yang telah ada dan sukses, seperti SMA Taruna Nusantara di Magelang, Sekolah Krida Nusantara di Bandung, Sekolah Pradita Dirgantara, serta Sekolah DEL di Sumatera Utara. Fasilitasnya tidak jauh berbeda. Bahkan, beberapa sekolah rakyat dirancang untuk memiliki asrama, laboratorium, fasilitas olahraga, serta ruang-ruang belajar yang mendukung proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan,” jelasnya.

Menurut Dodi, pendekatan berasrama tidak hanya memberikan efisiensi dan fokus belajar yang lebih baik bagi siswa, tetapi juga menjadi solusi bagi anak-anak yang tinggal jauh dari pusat-pusat pendidikan atau berasal dari daerah terpencil yang sulit dijangkau. Ia juga menyoroti pentingnya keberlanjutan program ini serta keterlibatan berbagai pihak, baik dari kalangan masyarakat, dunia usaha, maupun lembaga pendidikan swasta, untuk memastikan Sekolah Rakyat terus berkembang dan mampu menghasilkan generasi unggul masa depan.

“Ini bukan hanya program pemerintah, tapi gerakan bersama. Pemerintah mungkin menjadi penggeraknya, tetapi keberhasilan Sekolah Rakyat akan sangat ditentukan oleh sinergi semua pihak, terutama di daerah-daerah. Yang terpenting, anak-anak
yang selama ini terabaikan kini punya peluang yang sama untuk belajar, tumbuh dan berprestasi,” tambahnya.

Di tengah tantangan pendidikan nasional yang masih diwarnai disparitas kualitas antarwilayah, rendahnya angka partisipasi sekolah di kelompok miskin, serta keterbatasan tenaga pendidik di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), kehadiran Sekolah Rakyat menjadi bentuk intervensi nyata yang sangat dibutuhkan.

Dodi menutup testimoninya dengan harapan, agar program ini benar-benar diwujudkan dengan konsisten, penuh integritas dan berbasis pada kebutuhan riil masyarakat di lapangan.

“Sekolah Rakyat adalah langkah positif yang perlu didukung semua pihak. Saya berharap implementasinya tidak hanya berhenti di atas kertas atau seremoni peresmian semata. Ini harus menjadi gerakan yang terus berlanjut, tumbuh dan menjadi tumpuan masa depan pendidikan kita. Semoga pelaksanaannya sesuai dengan rencana awal dan membawa manfaat nyata bagi anak-anak Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” pungkasnya.

Program Sekolah Rakyat menjadi salah satu program prioritas dalam upaya membangun fondasi Indonesia Emas 2045, di mana pendidikan menjadi kunci utama dalam mencetak generasi unggul yang berdaya saing global, berkarakter dan tetap berakar kuat pada nilai-nilai kebangsaan. (Red).

Continue Reading

Pendidikan

Pondok Pesantren Qurota A’yun Jakarta, Gelar Akhirussanah dengan Meriah

Published

on

By

FOTO BERSAMA-Tamu undangan bersama para santri, guru dan orang tua santri foto bersama usai acara. (Foto Ist).

JURNALJAKARTA.COM – Pondok Pesantren Qurotaa’yun menggelar acara akhirussanah yang meriah dan penuh dengan kebahagiaan, Kamis (19/6).

Hadir dalam acara, Ketua yayasan, Pimpinan Ponpes Qurrota A’yun dan sekaligus Ketua HEBITREN Jakarta Timur, K.H Zaenul Muttaqin, SE, M.Pd, Dewan Pembina Yayasan Umi Kulsum Indonesia, H. Hasan Fatoni, SE, SH, MBA, Dewan Penasehat, Safik Anwar Sadad, SE, MM, Direktur Pendidikan, Dr. Hj. Corini, S.Pd, Kepala Kementrian Agama Jakarta Timur, DR. Zulkarnaen, S.Ag, M.Hum, Kasi PD Pontren Jakarta Timur, Silvia Hanim, SE, MM, Ketua FKPP Jakarta Timur, K.H Mahmud Efendi, LC, MA, para santri, guru dan orang tua santri.

Melalui keterangannya, Kamis (16/6), Kepala Pondok Pesantren Qurotaa’yun, KH. Zaenul Muttaqin, SE, M.Pd, menyampaikan sambutan yang hangat dan penuh dengan harapan kepada para santri.

H. Zaenul Muttaqin berharap, agar para santri dapat terus meningkatkan kemampuan dan prestasi mereka di masa depan. “Acara Akhirussanah Pondok Pesantren Qurotaa’yun tahun ini, dapat menjadi kenangan yang indah dan bermanfaat bagi semua pihak,” pungkas H. Zaenul.

SAMBUTAN-Pimpinan Pondok Pesantren Qurrata ‘Ayun, K.H. Zainul Muttaqin, SE, M.Pd, saat memberikan sambutan. (Foto Ist).

Dalam acara tersebut, para santri menampilkan berbagai macam bakat dan kemampuan mereka, seperti membaca Al-Qur’an, berpidato dan menampilkan 3 bahasa (Indonesia, Arab dan Ingris) Selain itu, Pondok Pesantren QA yang berfokus pada tahfidz quran, kitab kuning dan public speaking ini juga dimeriahkan dengan pemberian penghargaan kepada para santri yang berprestasi.

Dan wabilkhusus yang sudah hafal 30 juz (Nur Khanza Qatrunnada, Nailatul Mufidah Salim, Ulfa Nurfaidah, Aulia Putri, Farhah Maulida & Zhafira Haura Suryani).

Acara akhirussanah ini diakhiri dengan do’a bersama dan foto bersama antara para santri, guru dan orang tua santri. (Red).

Continue Reading

Pendidikan

Perkuat Literasi Garut, Perpusnas Berikan Bantuan Buku dan Gedung Perpustakaan

Published

on

By

Garut, Jurnaljakarta.com  – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) memberikan bantuan Bahan Bacaan Bermutu (BBB) kepada Kabupaten Garut.

Bantuan disalurkan di 15 lokus dengan rincian sembilan lokus untuk perpustakaan desa dan enam lokus untuk Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Selain itu, dilaksanakan juga proses peletakan batu pertama perluasan Gedung Layanan Perpustakaan Umum Kabupaten Garut yang menggunakan Dana Alokasi Fisik (DAK) Tahun Anggaran 2025 sebesar Rp5,2 miliar yang terdiri dari perluasan gedung senilai Rp4,5 miliar, perabot sebesar Rp500 juta, dan koleksi sebesar Rp200 juta.

Dalam sambutannya, Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, menyampaikan bantuan BBB yang diberikan merupakan komitmen Perpusnas dalam upaya peningkatan literasi meskipun menghadapi rekonstruksi anggaran.

“Bantuan untuk masyarakat apalagi terkait dengan masalah peningkatan literasi, tidak kami kurangi sedikit pun. Saya sampaikan anggaran yang dipotong adalah untuk perjalanan dinas, rapat-rapat di luar kantor. Untuk bantuan perpustakaan di desa, kelurahan tidak satu sen pun kami yang kami kurangi,” tuturnya di Garut, Jabar, pada Jumat (13/6/2025).

Lebih lanjut, Kepala Perpusnas menjelaskan bantuan BBB dapat mendukung pelaksanaan tiga program prioritas Perpusnas yaitu peningkatan budaya baca dan kecakapan literasi, pengarusutamaan naskah kuno Nusantara dan standarisasi akreditasi perpustakaan.

“Program tersebut dapat dikerjakan bersama-sama, dengan supervisi dari Komisi X DPR RI, dukungan penuh dari Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dalam operasional perpustakaan desa. Tahun ini kami menambah lokus perpustakaan di tempat ibadah bekerja sama dengan Kementerian Agama, ada sekitar 2.700 lokus untuk perpustakaan di rumah ibadah yang kami berikan bantuan buku,” jelasnya.

Kepala Perpusnas juga menekankan kembali pentingnya kebersamaan berbagai pihak dalam menjalankan program penguatan budaya baca dan literasi. Menurutnya, dukungan perangkat daerah seperti bupati, camat, kepala desa, dan tokoh masyarakat dalam membentuk komunitas baca akan sangat berguna.

“Ketika mengunjungi Tasikmalaya, ada Kampung Literasi dan Sadar Tertib Arsip (KALISTA) yang luar biasa di mana setiap RT punya pojok baca dan ini menggerakkan ibu-ibu, bapak-bapak di wilayah itu untuk menjadi fasilitator, menjadi relawan,” tuturnya.

Terkait dengan relawan, lanjutnya, Perpusnas telah meluncurkan program Relima (Relawan Literasi Masyarakat) di 189 kabupaten kota. Selain itu, ada program KKN Tematik Literasi yang bekerja sama dengan perguruan tinggi yang akan menggerakkan 15.000 mahasiswa di 1.000 lokus sehingga ada keterlibatan masyarakat, pemerintah dan dunia pendidikan.

Selain itu, Kepala Perpusnas menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bupati Garut beserta seluruh jajaran pemerintah daerah yang telah mendukung program-program Perpusnas.

“Saya sampaikan terima kasih kepada Bapak Bupati dan seluruh jajaran atas dukungannya. Tidak besar anggaran yang kami berikan hanya 5,2 miliar untuk Kabupaten Garut. Namun kami berharap, ini bisa menjadi kontribusi kami dalam membantu pembangunan di kota Garut,” ujarnya.

Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, menekankan pentingnya dukungan pemerintah daerah Kabupaten Garut dalam menjadikan perpustakaan daerah Kabupaten Garut menjadi sarana belajar dan kunjungan.

“Perluasan gedung perpustakaan melalui DAK Fisik bersumber dari APBN, jadi kami juga mohon bantuan Pak Bupati dari APBD-nya. Seperti misalnya berkolaborasi dengan Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI), salah satu program pemerintah pusat yang sifatnya gratis dan bisa diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Garut, Abdusy Syakur Amin, berharap perluasan gedung perpustakaan kabupaten Garut akan menjadi ekosistem pengetahuan, ekosistem wawasan yang memberikan manfaat banyak bagi masyarakat.

“Perpustakaan bukan hanya sebagai tempat untuk membaca tetapi juga tempat untuk berdiskusi dan berdialog sehingga jika kita memiliki tempat yang representatif, tidak aneh kalau orang suka berkunjung ke sini untuk sekadar berdiskusi, bertukar pikiran, bertukar ilmu pengetahuan,” pungkasnya.

Selain Kabupaten Garut, Kepala Perpusnas melakukan rangkaian kegiatan pemberian BBB dan DAK Nonfisik di Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis serta mengunjungi TBM, perpustakaan desa, dan perpustakaan rumah ibadah. Dalam kegiatan tersebut, turut mendampingi Sekretaris Utama, Joko Santoso dan Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus, Nani Suryani.

Kota Tasikmalaya mendapat BBB untuk TBM sebanyak dua lokus yaitu TBM Sang Pencerah dan TBM Imah Kabingah serta DAK Nonfisik sebesar Rp750 juta yang terdiri dari program publik sebesar Rp622 juta, pembinaan dan pendataan sebesar Rp112.500.000, serta operasional layanan perpustakaan Rp15.500.000.

Sementara itu, Kabupaten Ciamis menerima Bantuan BBB di 91 lokus yang terdiri dari perpustakaan desa sebanyak 53 lokus, TBM sebanyak 26 lokus, dan perpustakaan rumah ibadah sebanyak 12 lokus.

Perpusnas juga memberikan DAK Nonfisik kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Ciamis sebesar Rp539.258.000, yang terdiri dari program publik sebesar Rp439.347.500, pembinaan dan pendataan sebesar Rp74.981.500 serta operasional layanan perpustakaan sebesar Rp24.929.000

Continue Reading

Populer