Connect with us

Nasional

Puskepi Sesalkan Pernyataan Menhub Soal Harga Avtur

Published

on

Jurnaljakarta.com – Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) menyesalkan pernyataan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi yang mengatakan akan memasukan pemasok bahan bakar avtur yang lain selain Pertamina, jika BUMN tersebut tidak melakukan penurunan harga avtur.

Dalam Raker Bersama antara Kementerian Perhubungan dan Komisi V DPR-RI di Jakarta, Senin (25/11) itu, Budi Karya juga mengatakan bahwa harga jual avtur Pertamina lebih mahal 25 persen dari harga jual avtur Singapura.

Untuk itu dia mengaku tengah mencari cara untuk menurunkan harga avtur yang berpengaruh pada mahalnya harga tiket pesawat udara. Menhub bahkan sudah menyampaikan ke Menteri BUMN Erick Thohir, kalau tidak ada penurunan harga (avtur) dari Pertamina maka pihaknya akan memasukan pemain (pemasok avtur) yang lain.

“Menteri Perhubungan sebaiknya memahami hal ini dan tidak terburu-buru bicara akan mencari pemain baru avtur karena ini bisa terkesan sebagai mengancam Pertamina jika tak bisa turunkan harga jual avtur,” kata Direktur Eksekutuf Puskepi, Sofyano Zakaria dalam keterangan persnya yang diterima HarianSentana.com di Jakarta, Kamis (28/11).

Menurut Sofyano, membandingkan harga avtur di tanah air dengan di Singapura tidak relevan karena perbedaan komponen harga avtur di Indonesia dengan di Singapura sangat jauh berbeda. “Pada avtur Pertamina ada komponen  PPN sebesar 10%, tidak hanya itu, avtur yang dijual Pertamina juga masih dibebani PPh dan Iuran BPH Migas. Padahal pajak dan pengutan tersebut tidak ada  di Singapura,” ujarnya.

“Jadi pajak dan pungutan itulah yang sesungguhnya bikin harga avtur di negeri ini jadi mahal, dan ini justru timbul akibat kebijakan pemerintah, bukan semata disebabkan oleh pebisnis avtur itu sendiri,” tambah dia.

Selain itu, kata Sofyano, harga avtur juga sangat berpengaruh dengan volume pembelian dan lokasi bandara . Sebagai  contoh, di Singapore penjualan avtur sehari mencapai 14.500 kiloliter dengan lokasi  kilang berjarak 10 km yang disalurkan lewat  pipa. Sementara di Indonesia, penjualan 15.000 KL per hari dengan  jumlah penyebaran 68 titik penjualan/DPPU yang  tersebar di berbagai daerah.

“Harus diingat bahwa penyaluran avtur di daerah-daerah remote dengan volume kecil ini juga membuat biaya penyaluran menjadi mahal, dan ini tak terjadi di luar negeri apalagi seperti di Singapura. Jadi menurut saya wajar saja jika harga untuk itu agak sedikit mahal dari Singapura,” tandasnya.

Ia justru menduga, ada pihak swasta yang mengincar bisnis avtur di negeri ini yang selama ini memang dilayani Pertamina saja. “Tidak tertutup kemungkinan ada pihak swasta yang mengincar bisnis ini apalagi ketika soal harga jual dipermasalahkan,” tukasnya.

Hal ini terindikasi dari adanya suara-suara yang mempermasalahkan soal harga avtur Pertamina yang selama ini sudah mengikuti Keputusan Menteri ESDM Nomor 17K Tahun 2019.

“Pada dasarnya Harga Jual Eceran Avtur di Indonesia harus mengacu kepada Ketentuan tersebut. Badan Usaha apapun tanpa terkecuali Pertamina pasti menetapkan harga jual avtur mengacu kepada ketentuan yang ditetapkan Pemerintah yaitu KepMen ESDM Nomor 17K Tahun 2019 tersebut,” tukasnya.

Menurutnya, jika Pertamina menetapkan harga jual avtur diatas ketentuan tersebut sudah pasti akan mendapat peringatan dari Pemerintah. Oleh karenanya menyatakan harga jual avtur Pertamina mahal tentunya itu bisa diartikan menyatakan Kepmen ESDM tersebut bermasalah;

Pihaknya juga meminta kepada Menteri BUMN untuk bersikap bijak terhadap hal ini sehingga tidak membuat peran Pertamina menjadi bermasalah. “Apalagi penyediaan avtur di seluruh wilayah negeri ini sudah lama bisa terwujud karena peran Pertamina dan selama ini tak ada swasta yang mau melirik bisnis ini,” punglasnya.

Sekedar diketahui bahwa harga jual avtur di beberapa Bandara baik dalam Negeri maupun dil uar negeri antara lain Narita Rp.14.647,20, Manila Rp.12.206,00, Sentani Rp.11.923,43, Singapura Rp.10.853,95, Hongkong Rp.10.102,81, Denpasar Rp.9.772,58, KualaLumpur Rp.9.594,29, Surabaya Rp.9.585,07, Bangkok Rp.9.267.17 dan Cengkareng Jakarta Rp.8.658,55.

Pohukam

Demo 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran Berjalan Aman, Massa Aksi Tegaskan Tuntutannya

Published

on

By

JURNALJAKARTA.COM  – Ratusan massa aksi menggelar aksi di Jalan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat dalam rangka memperingati 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Senin (20/10).

Aksi yang di organisir oleh sejumlah kelompok mahasiswa ini berlangsung tertib dan kondusif dengan pengawalan aparat keamanan.

Sejak siang, massa mulai bergerak dari berbagai titik membawa spanduk maupun poster untuk mengiringi orasi yang menyerukan tuntutan mereka.

Melalui keterangannya, Selasa (21/10), Organisasi seperti BEM UI, Ormawa Unpam, GMNI dalam orasinya, mereka menyoroti beberapa masalah seperti program MBG dan tuntutan untuk Mencabut komando teritorial TNI serta Mewujudkan sistem ekonomi progresif yang prorakyat dan mewujudkan demokrasi sejati yang sesuai dengan prinsip kedaulatan rakyat.

Salah satu koordinator BEM UI, juga meminta pemerintah mengevaluasi Proyek Strategis Nasional (PSN) hingga program Makan Bergizi Gratis (MBG). Mereka mengatakan Badan Gizi Nasional (BGN) harus diisi orang-orang yang ahli di bidang gizi dan pangan.

“Terjaganya kondusifitas keamanan selama momentum peringatan 1 tahun pemerintahan Prabowo Gibran tidak terlepas dari upaya maksimal aparat kepolisian dalam memitigasi potensi kerawanan melalui kerja sama dengan berbagai pihak untuk mereduksi dan meredam potensi kerawanan tanpa membatasi kebebasan elemen masyarakat dalam menyampaikan aspirasi melalui aksi unras yang tertib dan aman,” pungkasnya. (Red).

Continue Reading

Pohukam

SEMPRO, LMND dan Elemen Mahasiswa Banten Gelar Diskusi Evaluasi 1 Tahun Kinerja Pemerintahan Prabowo–Gibran

Published

on

By

Serang, Jurnaljakarta.com  – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Bina Bangsa menginisiasi kegiatan Diskusi Publik bertajuk “Evaluasi Kinerja Pemerintahan Prabowo–Gibran: Antara Janji Politik dan Realitas Sosial”, Senin (20/10).

Kegiatan ini diselenggarakan di Kotak Coffe Serang dan menghadirkan kolaborasi bersama Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), serta Serikat Mahasiswa Progresif (SEMPRO).

Diskusi ini bertujuan untuk membuka ruang kritis bagi mahasiswa dalam menilai sejauh mana arah kebijakan pemerintahan baru berjalan sesuai dengan janji kampanye dan kebutuhan rakyat.

Dalam kegiatan tersebut, para pembicara dari berbagai latar belakang organisasi mahasiswa membedah sejumlah isu strategis, mulai dari kebijakan ekonomi, pendidikan, pertanian, hingga isu demokrasi dan hak asasi manusia.

Melalui keterangannya, Selasa (21/10), Presiden Mahasiswa Universitas Bina Bangsa, M Abdurrahman dalam sambutannya, menegaskan bahwa, mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk terus mengawal jalannya pemerintahan agar tetap berpihak kepada kepentingan rakyat.

“Pemerintahan yang baru ini tidak boleh berjalan tanpa kritik. Mahasiswa harus menjadi corong aspirasi rakyat dan memastikan kebijakan negara berpihak pada keadilan sosial,” ungkapnya.

Sementara itu, perwakilan dari LMND menyoroti pentingnya evaluasi terhadap arah ekonomi politik nasional yang dinilai masih jauh dari cita-cita kemandirian bangsa.

“Pemerintah harus menempatkan kesejahteraan rakyat di atas kepentingan oligarki. Evaluasi ini bukan bentuk perlawanan, tapi bentuk tanggung jawab intelektual mahasiswa terhadap bangsa,” ujar salah satu kader LMND.

Dari pihak SEMPRO, turut disampaikan pandangan bahwa demokrasi di Indonesia sedang menghadapi tantangan serius, terutama dalam hal ruang kebebasan sipil dan partisipasi publik.

“Kami mendorong agar mahasiswa tetap menjaga nalar kritis dan tidak tunduk pada narasi pembangunan yang menyingkirkan rakyat kecil,” tegas perwakilan SEMPRO.

Melalui diskusi ini, BEM Universitas Bina Bangsa bersama LMND dan SEMPRO sepakat bahwa evaluasi kinerja pemerintahan harus terus dilakukan secara berkala dengan melibatkan elemen masyarakat sipil, agar arah pembangunan nasional tidak menyimpang dari amanat konstitusi. (Red).

Continue Reading

Pohukam

Eks Napiter Sumsel, Tabur Bunga ke Taman Makam Pahlawan

Published

on

By

Palembang, Jurnaljakarta.com  – Eks Para Napiter Sumsel yang tergabung dalam yayasan Pelita Bersatu Indonesia melaksanakab Tabur Bunga ke Taman Makam Pahlawan, Minggu pagi (19 Oktober 2025).

Kegiatan tersebut juga diikuti Tim Idensos Densus 88 SGW Sumsel yang dipimpin Kanit Idensos Iptu Marsan Saputra, SH dan anggota Kamneg Polda Sumsel.

Melalui keterangannya, Minggu (19/10), Ketua Umum Yayasan Pelita Bersatu Indonesia, Abdurrahman Taib, menyatakan bahwa, kegiatan ziarah ke taman makam pahlawan oleh Eks Napiter Sumsel adalah bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjasa kepada negara serta mendo’akan mereka semoga mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Alloh SWT.

Selain ziarah ke taman makam Pahlawan pahlawan, Eks napiter yang tergabung dalam yayasan Pelita Bersatu Indonesia juga melaksanakan kegiatan bakti sosial berupa pengobatan Islami terapi bekam dan ruqyah secara gratis, juga memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang kurang mampu.

“Kegiatan ini adalah komitmen pengurus yayasan Pelita Bersatu Indonesia berbuat yang terbaik untuk negara dan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Bidang Kesra dan Humas, Arno mengungkapkan, Yayasan Pelita Bersatu Indonesia adalah wadah yang dikelola oleh mantan narapidana terorisme yang berdomisili di wilayah Sumsel. “Yayasan Pelita bersatu Indonesia berupaya menjadi yayasan yang terdepan dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial kemasyarakatan juga berperan aktif dalam menjaga kedaulatan NKRI dengan turut serta dalam penyuluhan wawasan kebangsaan, gerakan anti radikal, intoleran dan deradikalisasi,” tandasnya.

Sementara itu, Panit Idensos SGW Sumsel, Densus 88 Anti Teror Polri, IPTU Marsan Saputra, S.H mengatakan bahwa, kegiatan ziarah dan tabur bunga ke taman makam pahlawan ini juga menjadi pengingat bahwa dalam perjuangan, kebersamaan dan persatuan menjadi kekuatan yang tidak tergantikan.

Menurutnya, para pahlawan datang dari berbagai suku, agama dan golongan, namun mereka bersatu demi satu tujuan, kemerdekaan Indonesia. Maka dari itu, sebagai generasi penerus, kita harus menjaga persatuan, tidak mudah terpecah oleh perbedaan dan senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan, tandasnya.

“Kegiatan seperti ini dapat berkelanjutan dalam bentuk kegiatan kegiatan lain untuk semakin menumbuhkan rasa cinta tanah air bangsa dan negara,” pungkasnya. (Red).

Continue Reading
Advertisement

Populer