Kesehatan
Reklasifikasi Rumah Sakit: Jumlah Tempat Tidur Menjadi RS Berbasis Kompetensi.

Ket, Photo – Prof Eko bersama Tim dari Kementerian Kesehatan dan Manajemen Bali International Hospital, dalam rangka meninjau kesiapan RS berbasis kompetensi. (Foto Ist).
JURNALJAKARTA.COM – Prof. Dr. Eko Supriyanto P.H.Eng, Presiden Perkumpulan Teknik Pelayanan-Kesehatan Indonesia (PTPI) mengungkapkan bahwa, Pemerintah tengah menyiapkan perubahan besar dalam sistem klasifikasi rumah sakit nasional: dari berbasis jumlah tempat tidur (TT) menjadi berdasarkan kompetensi dan kapabilitas layanan. Kebijakan baru ini akan mengubah cara penilaian mutu rumah sakit, dengan fokus pada kemampuan klinis, kualitas SDM dan hasil layanan kepada pasien.
“Dalam sistem lama, tipe A–D ditentukan oleh jumlah TT. Namun, data Kementerian Kesehatan 2024 menunjukkan bahwa lebih dari 42% rumah sakit tipe C dan D memiliki layanan klinis setara rumah sakit tipe B, terutama pada bidang jantung, bedah, dan emergensi,” ungkapnya melalui keterangan, Sabtu (18/10).
Karena itu, dijelaskan Prof. Eko, klasifikasi baru akan menggunakan kategori Madya, Utama dan Paripurna, yang menilai kesiapan fasilitas, tenaga kesehatan tersertifikasi, penerapan standar mutu dan keselamatan pasien. Reklasifikasi ini juga diharapkan memperbaiki sistem rujukan nasional.
“Dengan model baru, pasien dapat langsung dirawat di rumah sakit yang memiliki kompetensi layanan, tanpa harus menunggu rujukan ke rumah sakit tipe A. Sistem pembiayaan pun akan disesuaikan: rumah sakit dengan level kompetensi lebih tinggi akan memperoleh tarif BPJS dan dukungan kebijakan yang proporsional,” imbuhnya.
Informasi tentang reklasifikasi ini akan dibahas dalam seminar pada tanggal 24 Oktober 2025 pukul 08.00–10.00 WIB di INAHEF 2025, Gedung SMESCO Indonesia, Jakarta.
Acara ini menghadirkan narasumber dari Kementerian Kesehatan RI, KARS dan PERSI, serta melibatkan rumah sakit, asosiasi dan perguruan tinggi untuk memberikan masukan dalam membangun sistem kesehatan nasional yang lebih adil dan berdaya saing global. (Red).
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan agenda lengkap INAHEF 2025, silakan kunjungi situs resmi di https://inahef.com
Kesehatan
Kementerian Kesehatan dan BSN, Gelar Pelatihan Gratis untuk Seluruh Rumah Sakit di Indonesia

FOTO BERSAMA-Prof. Eko Supriyanto foto bersama dengan para Narasumber, dalam rangka persiapan workshop penyusunan master plan dan studi kelayakan Smart Hospital, Kementerian Kesehatan, Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Perkumpulan Teknik Pelayanan-Kesehatan Indonesia (PTPI). (Foto Ist).
JURNALJAKARTA.COM – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan Badan Standardisasi Nasional (BSN) mengadakan pelatihan gratis penyusunan master plan dan studi kelayakan Smart Hospital bagi seluruh rumah sakit di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Perkumpulan Teknik Pelayanan-Kesehatan Indonesia (PTPI), Prof. Dr. Eko Supriyanto, P.H.Eng, melalui keterangannya, Minggu (19/10).
Kegiatan ini akan berlangsung di Gedung SMESCO Indonesia, Jakarta, pada 23–25 Oktober 2025.
Menurut Prof. Eko, program ini merupakan hasil kolaborasi lintas kementerian, melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta Kementerian Komunikasi dan Digital.
Adapun Perkumpulan Teknik Pelayanan Kesehatan Indonesia ditunjuk sebagai penyelenggara utama, bekerja sama dengan berbagai asosiasi profesi dan perguruan tinggi.
Kementerian Kesehatan mengundang pimpinan rumah sakit beserta unit terkait, termasuk bagian SDM, keuangan dan manajemen aset, untuk berpartisipasi dalam pelatihan ini.
– Hari pertama, peserta akan dibekali keterampilan penyusunan studi kelayakan dan master plan Smart Hospital, termasuk manajemen korporasi dan SDM.
– Hari kedua, fokus pelatihan diarahkan pada perencanaan sarana, prasarana dan alat kesehatan berbasis draft final Standar Smart Hospital dan revisi Permenkes Nomor 40 Tahun 2022.
– Hari ketiga, peserta akan dilatih menghitung kelayakan bisnis Smart Hospital, serta menyusun rencana penganggaran dan pengelolaan keuangan.
Sebagai penutup, peserta akan diperkenalkan dengan sistem digital otomatis yang dapat menghasilkan laporan studi kelayakan dan master plan Smart Hospital berdasarkan data kebutuhan dan kondisi aktual rumah sakit.
“Dengan pelatihan ini, rumah sakit diharapkan mampu menyusun studi kelayakan dan master plan Smart Hospital secara mandiri, sementara konsultan profesional hanya diperlukan untuk melakukan verifikasi hasil sistem digital. Pendekatan ini diyakini dapat menghemat biaya hingga ratusan juta rupiah bagi rumah sakit,” pungkasnya. (Red).
Bagi rumah sakit yang belum terdaftar, pendaftaran dapat dilakukan melalui situs resmi https://inahef.com atau melalui WhatsApp di +62 896-0579-9762 (Tia).
Pelatihan ini terbatas hanya untuk rumah sakit yang mendaftar dan hadir langsung di SMESCO Jakarta pada 23–25 Oktober 2025.
Kesehatan
APAAACI dan ISAI Gelar Kongres APAAACI 2025 pada 9-12 Oktober 2025 di Fairmont, Jakarta, Indonesia.

JURNALJAKARTA.COM – Asosiasi Alergi, Asma, dan Imunologi Klinis Asia Pasifik (APAAACI), bekerja sama dengan Perhimpunan Alergi dan Imunologi Indonesia (ISAI), menyelenggarakan Kongres APAAACI 2025 pada 9-12 Oktober 2025 di Fairmont, Jakarta, Indonesia.
Dengan mengusung tema “Kesatuan dalam Keberagaman: Memajukan Sains dan Inovasi dalam Alergi, Asma, dan Imunologi – Dari Genetika hingga Terapi Berbasis Sel,” kongres ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno., Deputy of Tourism RI Vinsensius Jemadu., Prof. Ruby Pawankar, Executive Director and Past President, APAAACI., Ketua Kongres IPAAACI Prof Amir HA Latif., Prof Iris Rengganis serta para pejabat lain.
Kongres ini bertujuan untuk memadukan kemajuan ilmiah mutakhir dengan wawasan klinis praktis, yang ditujukan bagi para klinisi dan peneliti. Dengan partisipasi para pakar internasional dan regional.
Executive Director and Past President, APAAACI. Prof. Ruby Pawankar, mengatakan saat ini penyakit alergi, yang mencakup kondisi serius seperti anafilaksis, alergi makanan, beberapa jenis asma, rinitis, konjungtivitis, angioedema, urtikaria, eksim, serta alergi terhadap obat dan serangga, kini menjadi perhatian utama kesehatan global.
Di seluruh dunia, diperkirakan 300 juta orang menderita asma, 200 hingga 250 juta orang mengalami alergi makanan, dan 400 juta orang hidup dengan rinitis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa asma saja menyebabkan sekitar 250.000 kematian setiap tahun. Angka prevalensi penyakit alergi, terutama dalam bentuk yang lebih parah, terus menunjukkan tren peningkatan.
Kawasan Asia Pasifik, yang merupakan rumah bagi dua pertiga populasi dunia, menanggung beben yang sangat besar dari penyakit-penyakit ini.
Faktor lingkungan seperti perubahan iklim, yang dipicu oleh pemanasan global akibat akumulasi gas rumah kaca dari aktivitas manusia, polusi udara, dan penurunan keanekaragaman hayati, menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia. Dampak buruknya terasa pada berbagai penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit gaya hidup, dengan penyakit alergi menjadi yang paling umum di antaranya.
Indonesia seperti negara-negara Asia lainnya, juga menghadapi peningkatan prevalensi asma serta bentuk alergi makanan yang lebih parah dan anafilaksis. Srtuasi ini diperburuk oleh faktor lingkungan, termasuk masalah kabut asap lintas batas yang telah terjadi dalam beberapa dekade terakhir.
Untuk itu melalui kongres ini APAAACI menyerukan beberapa aksi penting diantaranya:
Perlunya tindakan segera untuk Mengatasi perubahan iklim di seluruh sektor ekonomi dan sosial di semua tingkatan.
Pentingnya kebijakan pemerintah yang bertujuan Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, memulihkan.keanekaragaman hayati, serta menekan polusi udara di dalam dan di luar ruangan.
Upaya mitigasi lainnya, seperti meningkatkan efisiensi energi pada kendaraan dan bangunan serta mengurangi paparan terhadap zat-zat beracun.
Peningkatan edukasi dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pola makan yang sehat dan seimbang sebagai langkah pencegahan penyakit alergi.
Penerapan pendekatan One Health secara multidisiplin, yang menekankan hubungan erat antara kesehatan manusia, hewan dan Ingkungan. (***)
Kesehatan
RS Mandaya Royal Puri Gunakan Teknologi Italia, Operasi Amandel Bisa Langsung Pulang.

JURNALJAKARTA.COM – RS Mandaya Royal Puri secara resmi meluncurkan Pusat Terpadu Penanganan Sinus dan Dengkuran pada Sabtu (4/10). Kehadiran pusat ini menandai langkah nyata Mandaya dalam menghadirkan layanan medis modern dan minimal invasif bagi pasien dengan berbagai gangguan THT.
Salah satu teknologi unggulannya adalah plasma coblation, metode canggih yang memungkinkan operasi amandel dilakukan dengan lebih cepat, minim rasa sakit, dan pasien bahkan dapat langsung pulang setelah tindakan.
Pembukaan pusat ini merupakan bentuk kemitraan antara RS Mandaya Royal Puri dengan Ultrastructural Biophysics Research Institute (UBRI), lembaga riset medis internasional yang berlokasi di Italia. UBRI telah menghadirkan beragam terobosan teknologi kesehatan mutakhir yang bermanfaat bagi dunia kedokteran.
Acara peluncuran ini turut dihadiri oleh para dokter spesialis THT RS Mandaya Royal Puri, antara lain dr. Abdillah Hasbi Assadyk, Sp.THT-BKL, MPH, dr. Dewi Lizanty, M.Kes, Sp.THT-BKL, serta Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D, Sp.THT-KL(K), MARS. Hadir pula dr. Dinda Larastika Riyanto, Sp.N, RPSGT, dokter spesialis saraf yang juga hadir sebagai narasumber.
Keistimewaan acara semakin terasa dengan hadirnya Prof. Lino Di Rienzo Businco secara langsung. Beliau adalah pendiri sekaligus pemimpin dari Centro Businco, yaitu pusat THT berkelas internasional di Italia, dengan rekam jejak lebih dari 9.000 pasien yang pernah ditangani, termasuk pesohor seperti Francesco Totti dan Andrea Bocelli.
Plasma Coblation: Operasi Amandel Modern, Minim Nyeri, dan Bisa Langsung Pulang
Salah satu teknologi unggulan dari Pusat Terpadu Penanganan Sinus dan Dengkuran RS Mandaya Royal Puri adalah plasma coblation. Teknologi ini menggunakan energi plasma bersuhu rendah untuk mengecilkan jaringan amandel secara selektif tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.
Berbeda dengan operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi) tradisional yang mengangkat amandel secara keseluruhan, plasma coblation memungkinkan dokter melakukan tonsilotomi, yaitu hanya mengangkat bagian amandel yang bermasalah sehingga fungsi alami amandel sebagai sistem imun tetap dipertahankan. Prosedur ini menawarkan banyak keunggulan dibanding operasi tradisional, mulai dari nyeri yang lebih ringan sehingga pasien bisa langsung makan dan minum 3 jam setelah tindakan, risiko perdarahan minimal, hingga masa pemulihan yang cepat. Bahkan, dalam banyak kasus pasien bisa langsung pulang setelah tindakan tanpa perlu menjalani rawat inap yang panjang.
Hal ini menjadikan plasma coblation sebagai solusi ideal bagi pasien radang amandel yang selama ini khawatir dengan rasa sakit atau proses penyembuhan yang lama.
Dalam dunia THT, plasma coblation tak hanya bermanfaat untuk mengatasi radang amandel, tapi juga bisa untuk adenoidektomi, yaitu pengangkatan kelenjar adenoid yang membengkak akibat infeksi atau alergi.
Kisah Nyata: Bisa Langsung Makan Setelah Tindakan Plasma Coblation
dr. Abdillah pun telah menangani pasien radang amandel menggunakan teknologi plasma coblation. Sebelum menjalani prosedur, pasien kerap mengalami radang amandel kambuhan hingga 2–3 kali dalam sebulan, disertai gejala flu, nyeri tenggorokan, sakit kepala, serta munculnya batu amandel yang menyebabkan bau mulut dan dengkuran saat tidur. Kondisi ini berlangsung hingga lebih dari satu tahun dan sangat mengganggu kualitas hidup pasien.
Proses inti tindakan plasma coblation yang dijalani pasien hanya memakan waktu sekitar 5 menit. Usai efek anestesi hilang, pasien sudah dapat berbicara, makan, dan minum tanpa merasakan nyeri berarti.
Dalam kurun waktu kurang dari satu minggu, kondisi pasien pun menunjukkan perbaikan signifikan. Luka operasi cepat mengering, peradangan mereda, dan pasien dapat kembali beraktivitas normal dengan nyaman.
Menurut Erwin Suyanto, Public Relation Manager Mandaya Hospital Group, teknologi ini merupakan lompatan besar dalam dunia medis THT di Tanah Air.
“Tiga jam pasca operasi pasien sudah bisa makan, tidak seperti operasi konvensional. Ini merupakan terobosan tingkat dunia yang ada di Mandaya. Tentunya, teknologi hasil kolaborasi Mandaya dan Centro Businco ini bisa membantu banyak pasien seperti di Italia, seperti Andrea Bocelli, Francesco Totti, dan masih banyak lagi,” katanya.
Selain plasma coblation, Pusat Terpadu Penanganan Sinus dan Dengkuran Mandaya juga memperkenalkan balloon sinuplasty untuk menangani sinusitis kronis tanpa operasi besar. Prosedur inovatif ini dilakukan dengan memasukkan balon kecil melalui hidung untuk membuka saluran sinus yang tersumbat. Karena dilakukan melalui hidung tanpa sayatan besar, jaringan tetap utuh, rasa sakit minimal, risiko perdarahan lebih rendah, dan waktu pemulihan lebih cepat. Prosedurnya pun singkat, hanya sekitar 15–20 menit, dan terbukti efektif meningkatkan kualitas pernapasan pasien.
Tak hanya itu, tersedia pula Quantum Molecular Resonance (QMR) untuk Obstructive Sleep Apnea.
Teknologi ini menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi untuk mengecilkan jaringan berlebih penyebab sumbatan saluran napas. Prosedurnya cepat, bekerja secara presisi tanpa merusak jaringan sehat, serta memberikan hasil yang nyaman dengan rasa sakit minimal.
Erwin menegaskan, “Kehadiran teknologi-teknologi ini adalah bukti nyata komitmen Mandaya. Kini, sinusitis kronis, radang amandel, hingga sleep apnea bisa ditangani tanpa operasi besar, dengan prosedur yang lebih aman, nyaman, dan minim trauma.”
Tuntut Ilmu di Italia, Dokter Mandaya Sajikan Layanan Kelas Dunia
Salah satu dokter dalam Pusat Terpadu Penanganan Sinus dan Dengkuran RS Mandaya Royal Puri adalah dr. Abdillah, yang telah menempuh pendidikan lanjutan di Italia bersama tim Centro Businco di bawah bimbingan langsung Prof. Lino Di Rienzo Businco. Dari pengalaman tersebut, dr. Abdillah tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga mendapatkan pelatihan praktik intensif dalam berbagai prosedur minimal invasif, termasuk plasma coblation, QMR, dan balloon sinuplasty. Bahkan, dr. Abdillah mendapatkan kesempatan istimewa untuk terlibat langsung dalam menangani pasien-pasien Prof. Lino Di Rienzo Businco. Pengalaman ini membuatnya tidak hanya menguasai teori, tetapi juga terampil dalam praktik nyata, khususnya dalam melakukan berbagai prosedur minimal invasif untuk mengatasi gangguan THT.
Kompetensi yang dimiliki dr. Abdillah memastikan pasien di RS Mandaya Royal Puri mendapatkan layanan dengan standar internasional tanpa harus ke luar negeri. Masyarakat Indonesia kini bisa mengakses perawatan sinusitis, radang amandel, maupun gangguan tidur seperti Obstructive Sleep Apnea dengan teknologi terbaru di dalam negeri tercinta.
Filosofi Mandaya bukan hanya soal kecanggihan teknologi, tetapi juga tentang memberikan pengalaman terbaik dan humanis bagi pasien.
“Banyak pasien selama ini menunda pengobatan karena takut operasi besar. Dengan hadirnya teknologi plasma coblation minimal invasif di Mandaya, kekhawatiran itu akan sirna. Karena prosedur ini cepat hanya 15 menit, bahkan tidak memerlukan tampon karena minim perdarahan,” ungkap Erwin.
Dengan peluncuran Pusat Terpadu Penanganan Sinus dan Dengkuran, RS Mandaya Royal Puri semakin memperkuat posisinya sebagai rumah sakit rujukan nasional untuk layanan THT dan gangguan tidur. Perpaduan antara teknologi mutakhir, tenaga medis bersertifikasi internasional, dan fasilitas modern menghadirkan harapan baru bagi pasien Indonesia yang ingin merasakan layanan kesehatan kelas dunia tanpa perlu bepergian ke luar negeri. (***)
-
Nasional7 days ago
BPN Kepri Gencarkan Transformasi Layanan, Perkuat SDM dan Jalin Sinergi Strategis dengan BRI
-
Energi dan Pertambangan4 days ago
SKK Migas – KKKS Gelar Lomba Karya Jurnalistik Hulu Migas 2025
-
Pendidikan4 days ago
Gus Lutfi dan Lisa Lidia, Resmikan Sekretariat HISMINU Jakarta
-
Kesehatan13 hours ago
Kementerian Kesehatan dan BSN, Gelar Pelatihan Gratis untuk Seluruh Rumah Sakit di Indonesia
-
Pohukam2 days ago
Jaksa Agung Rotasi 73 Pejabat, Herlina Setyorini Promosi Asisten Pembinaan Pada Kejati Sumut
-
Ekonomi1 hour ago
Swasembada Energi dan Pangan Warnai Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran
-
Pohukam16 hours ago
Eks Napiter Sumsel, Tabur Bunga ke Taman Makam Pahlawan