Connect with us

Ekonomi

HiFuture Lirik Pasar Indonesia,Perkokoh Posisi sebagai Market Leader Industri Teknologi Audio

Published

on

Jurnaljakarta.com – Maraknya produk Audio nirkable dan aksesoris smartphone ini membuka peluang bagi produsen merek dunia untuk hadir di pasar tanah air. Demikian pula dengan merek teknologi untuk aksesoris gadget HiFuture, pada tahun 2023 ini memasuki tonggak sejarah terbarunya dengan berekspansi ke 60 negara di seluruh dunia. Brand asal China tersebut menjadi pemasok produk-produk audio berkualitas seperti wireless earbuds, headphones, advanced noise-cancellation, superior sound quality, serta intuitive user interfaces yang membuat produknya semakin kompetititf dibanding pemain sejenis di pasar dunia.

Menurut Jova Cho, Co Founder and CPO HiFuture Group, perusahaannya akan lebih fokus pada pengembangan teknologi berbasis kecerdasan buatan untuk noise-cancellation, baterai yang tahan lama, serta audio yang imersif. Produk-produknya sendiri saat ini dilengkapi dengan fitur-fitur yang mudah beradaptasi dengan lingkungan pengguna sehingga menjadi sempurna ketika digunakan.

“Kualitas suara bagi kami adalah prioritas utama dalam setiap produk, itulah sebabnya kami selalu melakukan berbagai uji coba terhadap prototipe sebelum dijual ke pasar. Kami harus memastikan bahwa apa yang kami jual secara global menghasilkan suara yang tajam, jernih serta imersif. Kami bekerjasama dengan para teknisi dan pakar audio untuk terus menyempurnakan produk HiFuture, dan memastikan bahwa semuanya telah memenuhi standar kami,” Ungkap Jova Cho, Co Founder and CPO HiFuture Group,

Menurutnya, berbagai keunggulan HiFuture ada pada teknologi konektivitas dengan versi bluetooth terbaru serta aplikasi yang digunakan pada produk smartwatch yang memungkinkan pengguna mempersonalisasi fitur pada smartwatch mereka.

“Desain adalah aspek penting dari produk kami. Kami percaya bahwa teknologi harus fungsional dan menarik secara visual. Produk kami menampilkan desain yang ramping dan ergonomis dengan bahan premium untuk menciptakan nuansa yang benar-benar mewah.”

Terkait dengan penetrasi pasar, Saunak Banerjee, Vice President Brand Marketing HiFuture menambahkan, HiFuture terus menjalin kolaborasi dengan berbagai mitra di seluruh dunia untuk membawa produk-produk berkualitas mereka, melakukan penetrasi pasar di wilayah yang baru, pada kesempatan ini Indonesia menjadi langkah penegembangan pasar selanjutnya.

“Indonesia dan Asia adalah pasar yang sangat besar, dan kami sangat bersemangat untuk menciptakan inovasi-inovasi baru di pasar ini. Sebab karakter konsumen di kawasan ini berbeda dengan kawasan-kawasan lain seperti Amerika, Eropa, Timur Tengah maupun Amerika Selatan. Kami akan hadir dengan produk-produk yang berkualitas tinggi sehingga kami yakin, kami akan mampu bersaing di pasar Indonesia. Itulah kenapa kami optimis bahwa HiFuture akan menjadi market leader di Indonesia kedepannya.”

HiFuture didirikan pada tahun 2016 dengan visi untuk menghadirkan produk audio berkualitas tinggi yang meningkatkan kehidupan sehari-hari masyarakat.

“Kami menyadari meningkatnya permintaan akan solusi audio inovatif yang terintegrasi dengan gaya hidup modern, dan itulah yang mendorong kami untuk memulai perjalanan ini sejak tujuh tahun yang lalu.”

HiFuture memiliki beragam lini produk, antara lain wireless speaker, headphones, TWS, smartwatch dan future ring. Dalam kategori wireless speaker, terdapat produk Ripple, Gravity, Event, dan Altus. Sedangkan untuk headphones terdapat FutureTour, FutureTour Pro, FutureMate, dan FutureMate Pro. Untuk TWS ada Fusion, Yacht, SonicBliss, Flybuds 3, dan Colorbuds 2. Lalu untuk kategori smartwatch, HiFuture punya Ultra 2. Ultra 2 Pro, FutureFit Zone 2, Future Go Mix 2, Aura, Future Go Pro, Apex, dan Altair.Produk-produk HiFuture sudah dijual di beberapa Marketplace Indonesia.

Ekonomi

Kementan Minta Petani Sukabumi Perkuat Potensi PAT Padi Gogo

Published

on

By

SUKABUMI, JURNALJAKARTA.COM  –– Penanggungjawab Perluasan Areal Tanam (PJ PAT) Kabupaten Sukabumi, Leli Nuryati mendorong para petani untuk memperkuat pertanaman padi gogo sebagai upaya nyata pemerintah dalam meningkatkan produksi nasional.

Menurut Leli, Kabupaten Sukabumi memiliki potensi yang sangat besar dalam mewujudkan Indonesia swasembada terutama karena daerah tersebut menjadi daerah ketiga terbesar target PAT di Provinsi Jawa Barat.

“Sukabumi memiliki potensi sawah tadah hujan dan pertanaman padi gogo yang sangat luar biasa. Potensi tersebut bahkan bisa memberikan kontribusi nyata terhadap produksi beras nasional jika disertai usaha yang maksimal,” ujar Leli Nuryati yang juga sekaligus Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP) Kementan dalam acara Evaluasi Program PAT Kabupaten Sukabumi di Kecamatan Tegal Buleud, Kamis, 5 September 2024.

Sejauh ini, kata Leli, ada tiga kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang memiliki PAT terluas. Ketiganya adalah Kecamatan Ciemas, Kecamatan Tegal Buleud dan Kecamatan Surade. Sebagai contoh, di Tegal Buleud potensi lahan padi gogonya mencapai 2000 hektare yang berada di lokasi lahan milik PTPN dan Perhutani.

“Penanaman padi gogo akan langsung dilaksanakan jika hujan mulai turun yaitu sekitar bulan September dan Oktober. Dan jika pertanaman padi gogo bisa terealisasi 100 persen, maka sudah pasti akan mendongkrak produksi beras di wilayah Sukabumi dan membantu daerah-daerah lain yang membutuhkan pangan,” katanya.

Di lokasi yang sama, Tenaga Ahli Wakil Menteri Pertanian, Nandang Sudrajat meminta para petani Sukabumi untuk segera mempercepat produksi sebagai respon cepat terhadap darurat pangan. Dia mengatakan jika nantinya terdapat kendala maka pemerintah siap membuka layanan pengaduan pada setiap harinya.

“Saya hadir di Sukabumi untuk mengidentifikasi masalah yang ada di daerah yang realisasinya masih kurang. Jika ada masalah kita carikan solusi terbaik agar petani mendapatkan manfaat yang nyata dari program PAT,” katanya.

Nandang menambahkan bahwa permasalahan sumber air yang kering dapat diatasi dengan pembuatan sumur air dengan kedalaman lebih dari 60 meter. Namun pembuatan sumur perlu pemetaan lebih dulu terkait apakah lapisan tanah dan calon sumber airnya cukup dan memadai.

“Kelompok tani juga dapat mengajukan 2 proposal, untuk pompa baik pompa portable maupun irpom, juga pipanisasi agar jangkauan pengairan semakin luas,” katanya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah terus menggenjot percepatan produksi melalui program perluasan areal tanam PAT dan pompanisasi sebagai solusi cepat meningkatkan indeks pertanaman dari yang hanya satu kali menjadi dua bahkan tiga kali dalam setahun.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada kesempatan sebelumnya mengatakan bahwa pompanisasi merupakan solusi cepat dalam memperluas areal tanam (PAT) disaat kekeringan panjang akibat gelombang panas dunia. Lewat program tersebut, Amran yakin Indonesia mampu meningkatkan produksi secara maksimal.

“Pompanisasi sudah kita distribusikan secara merata, kini saatnya kita bekerja meningkatkan indeks pertanaman dari yang tadinya satu kali menjadi tiga kali dalam setahun. Dengan begitu, kita bisa pastikan mampu mencapai swasembada hingga lumbung pangan dunia,” jelasnya.

Continue Reading

Ekonomi

Penguatan Peran BUMN Pangan Sebagai Standby Buyer, Jadikan CPP Sebagai Instrumen Ketahanan Pangan yang Progresif

Published

on

By

JURNALJAKARTA.COM   – Dalam melaksanakan penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2022, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menekankan pentingnya peran BUMN bidang pangan sebagai standby buyer terhadap hasil produksi dalam negeri. Melalui penyerapan oleh BUMN, berfungsi menjaga harga di tingkat petani, serta dijadikan stok teragregasi yang bisa digunakan pemerintah dalam upaya pengendalian kondisi pangan pokok strategis.

“Kita sudah ada Perpres 125 Tahun 2022 mengenai CPP, jadi yang diperlukan hari ini adalah anggaran, karena apabila Bapak Menteri Pertanian dan jajaran sudah melakukan produksi, kita harus sudah siap dengan ada yang menjadi standby buyer-nya. Itu peran BUMN pangan. Kita tugaskan untuk serap, tetapi juga harus perkuat dengan diberikan anggaran untuk offtake. Tapi ini tentu bukan habis pakai. Misalnya Rp 30 triliun, katakanlah itu untuk 3 juta ton beras. Jadi itu dikonversi ke beras dan ada jual beli, jadi bukan uang hilang, tapi anggaran untuk CPP,” jelas Arief selepas mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin (26/8/2024).

“Kita harus punya ketahanan pangan yang semakin baik. Peningkatan produksi dari Kementan, harus satu paket dengan offtaker atau standby buyer dan itu untuk CPP. Kalau mau menaikkan produksi, petaninya harus diberikan ruang profit. Pangan yang sustain itu, apabila kita sudah tahu siapa marketnya. Jadi kalau kita petani tanam, sudah ada standby buyer-nya. Kalau belum ada, kita harus create sesuai dengan kebutuhan. Petani ini sekarang menikmati gabah yang bisa di atas Rp 6.000 per kilo dan Nilai Tukar Petani (NTP) di atas 100,” tandasnya.

Mencermati data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Juli 2024, indeks NTP bertumbuh positif 0,84 poin menjadi 119,61 dari bulan sebelumnya yang 118,77. Sementara untuk NTP subsektor tanaman pangan (NTPP) menjadi 108,32. Pemerintah pun berhasil jaga indeks NTPP terus stabil di atas 100 poin sejak Oktober 2022. Selanjutnya apabila dilihat dari laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), subsektor tanaman pangan di triwulan kedua tahun 2024 ini tercatat menorehkan angka tertinggi sebesar 69,09 secara kuarter dibandingkan subsektor lapangan usaha lainnya. Sementara laju pertumbuhan secara tahunan, pertumbuhan subsektor tanaman pangan kembali positif menjadi 12,50 setelah pada triwulan sebelumnya -5,50.

“Pokoknya jangan nanti sudah memproduksinya susah-susah, dengan effort kita semua, lalu misal kalau produksi berlimpah berhasil capai target, terus nanti yang beli siapa? Jadi tidak boleh parsial, end to end saling terhubung. Tadi Pak Mentan bilang kalau importasi masih di bawah 10 persen dari kebutuhan, itu sebenarnya kita masih swasembada. Karena dalam 10 persen itu termasuk beras khusus. Importasi yang dulu dikhawatirkan akan menjatuhkan harga petani, hari ini tidak terjadi,” tegasnya.

“Tadi waktu bicara Merauke yang 40 ribu hektar, kita harus siapkan infrastruktur, ada jalan tani, saluran irigasi tersier, pelabuhan untuk kapal untuk pengangkutannya. Ini program untuk cetak sawah baru. Kita dukung di pasca panennya. Kalau produksinya meningkat, maka pasca panennya seperti apa? Nah harus satu paket dari produksi sampai standby buyer. End to end sampai dengan produk ini bisa ter- deliver ke daerah sekitar, misalnya sampai ke Timika, Biak, dan lainnya. Produksi Indonesia Timur diutamakan untuk Indonesia Timur,” kata Arief.

“Nah tugas Badan Pangan Nasional sebenarnya menghubungkan antara produksi petani dan peternak, sehingga dapat di offtake dengan harga yang baik. Kami itu kan organisasi yang ramping, tapi mengatur regulasi harga acuan pembelian dan penjualan, berapa stok yang harus dimiliki pemerintah, itu kami. Kalau keinginan Bapak Presiden Joko Widodo itu, jangan sampai harga di petaninya jatuh, jangan sampai daya beli masyarakatnya turun. Inflasi hari ini 3,63 untuk volatile food, lalu total inflasi hanya 2,13 (tahunan). Ini keren. Ini kerja keras dan karya secara bersama-sama,” ujarnya.

Lebih lanjut, Arief mengatakan pihaknya turut berfokus pada membantu penanganan pangan yang masa simpannya pendek atau cepat busuk seperti cabai, bawang merah, dan daging ayam. Dengan menyalurkan sarana prasarana (sarpras) logistik pangan total sebanyak 42 unit mampu membuat masa simpan pangan jadi lebih panjang tanpa mengurangi kualitas. Sejak tahun 2022, NFA telah menyalurkan 19 sarpras ke 8 provinsi antara lain 7 cold storage chiller, 6 reefer container, 3 air blast freezer, dan 3 heat pump. Di 2023 kembali dilanjutkan penyaluran 11 sarpras di 8 provinsi berupa 4 cold storage chiller, 3 reefer container, 3 air blast freezer, dan 1 heat pump dryer. Sementara di 2024, telah ada alokasi sebanyak 12 unit antara lain 2 cold storage chiller, 5 reefer container, dan 5 air blast freezer.

“Artinya Badan Pangan Nasional sudah mengerjakan porsinya dan 35 persen anggaran itu juga kami deliver ke pemerintah daerah. Semisal produksi sedang berlimpah dan CPP untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri telah tercapai, kita dorong ekspor. Seperti bawang merah di Brebes itu diekspor ke Thailand sampai Malaysia. Jadi kita tidak hanya importasi, tapi ekspor pangan juga digenjot oleh pemerintah,” tutup Kepala NFA Arief Prasetyo Adi. (***)

Continue Reading

Ekonomi

Sosialisasi Hasil Riset GRS 2021-2023, AII Selenggarakan Seminar Perdana “Prospek Industri Hilir Sawit Ke Depan”

Published

on

By

JURNALJAKARTA COM   — Asosiasi Inventor Indonesia (AII) menyelenggarakan seminar perdana dengan topik “Prospek Industri Hilir Sawit Ke Depan” yang dilakukan secara online/zoom meeting ataupun secara offline pada Selasa, (20/8/2024).

Seminar AII ini sebagai bagian dari sosialisasi atas hasil invensi yang sudah di evaluasi dan di valuasi dari kegiatan pertama, yang kemudian disajikan dalam seminar yang target sasaran audiensinya adalah pengusaha dan dunia industri terkait invensi yang ada.

Dalam kesempatan opening speech, Ketua Umum AII, Prof. (Risk) Ir. Didiek Hadjar Goenadi, M.Sc, Ph.D, IPU., INV mengatakan bahwa seminar ini diselenggarakan oleh AII sebagai bagian dari kegiatan promosi teknologi yang sudah dievaluasi dan divaluasi dari kegiatan pertama, kemudian disajikan dalam acara seminar. “Topik seminar ini disesuaikan dengan teknologi yang dipromosikan yaitu di bidang hulu (orientasi produktivitas) dan bidang hilir (orientasi pengembangan produk baru),”jelas Prof. Didiek kepada wartawan, usai seminar di Jakarta.

Pemateri yang datang dan hadir saat seminar tidak hanya para Tim Ahli Internal AII dan Tim Ahli Eksternal saja, tetapi juga kalangan pengusaha/investor dan para inventor serta wartawan yang meliput dan tentu saja ada kehadiran dari pemerintah melalui BPDPKS.

Seminar AII  Teknologi Hasil Riset GTS 2021-2023 ini rencananya akan diselenggarakan sebanyak 2 (dua) kali . Seminar Pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 Agustus 2024 di Hotel Aston Simatupang, Jakarta. Peserta yang datang diperkirakan berjumlah 50 (lima puluh orang).

Dalam seminar ini bahasan utamanya adalah menampilkan 16 invensi tersebut di atas secara lebih detil.  Dengan menghadirkan undangan dari perwakilan industri diharapkan acara tersebut dapat mempercepat dan memperluas komersialisasi hasil riset yang didanai oleh BPDPKS.

Sedangkan pemateri yang datang adalah Arfie Thahar, Kepala Divisi Direktorat Penyaluran Dana BPDPKS, mewakili Zaid Burhan Ibrahim, Direktur Penyaluran Dana BPDPKS. Dalam paparannya yang berjudul “Dukungan Dana Sawit Untuk Program Grant Riset Sawit”

Arfie menyatakan bahwa Diperlukan sinergi antara Pemerintah baik sebagai Lembaga pendanaan riset maupun sebagai regulator produk hasil riset, Industri atau Perusahaan Swasta dan Lembaga Penelitian / Perguruan Tinggi untuk mendorong hilirisasi sehingga produk hasil riset dapat segera dikomersialisasikan.

“Diperlukan lembaga yang berfungsi untuk mengkolaborasikan dan mensinergikan hilirisasi dan mempercepat komersialisasi,”kata Arfie.

Sedangkan pemateri selanjutnya yang hadir adalah Harjanto Hanawi, Ketua Komite Perkebunan APINDO, yang menyampaikan materi berjudul “Biodiesel Indonesia.” Banyak manfaat Biodiesel Indonesia diantaranya Ketahanan dan kemandirian energi melalui Program Mandatori  Biodiesel  sejak  tahun  2014 ; Program Mandatori Biodiesel didasari neraca  perdagangan yang negatif dan ketergantungan impor BBM; Kebijakan B35 ditargetkan menyerap 13,41 juta kiloliter biodiesel; Mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 35 juta ton CO2.

“Selain itu manfaat Biodiesel adalah menaikkan penghasilan pajak pemerintah melalui PPH Badan dan PPN dan Produk biofuel lain, SAF dan Renewable Gasoline,”kata Harjanto Hanawi yang juga menjabat sebagai Direktur di PT Smart Tbk.

Tidak ketinggalan juga pada seminar perdana ini semateri yang datang Sahat M. Sinaga, Chairman of Indonesian  Palm Oil Board ( IPOB ) yang menyampaikan materi berjudul   “Reposisi Minyaksawit Indonesia dari Loyang ( CPO) jadi Emas  ( DPMO ) via Inovasi Teknologi ( Hulu-Hilir) Industri Sawit”.(***)

Continue Reading

Populer