Connect with us

Pohukam

Peringati Hantaru Ke-63, BPN Karawang Gelar Upacara dengan Pembina Wakil Bupati Karawang

Published

on

Keterangan photo : Kepala BPN Karawang, Nurus Sholichin, Ptnh, MM bersama Wakil Bupati Karawang, H. Aep Syaepuloh, SE, saat Jumpa Pers. (Foto Ist).

Karawang, Jurnaljakarta.com – Kepala BPN Karawang, Nurus Sholichin, A.Ptnh, M.M mengungkapkan bahwa, dalam rangka memperingati Hantaru ke-63, BPN Karawang menggelar upacara sekaligus pembagian sertipikat pada hari Senin (25 September 2023).

Ket Photo ; Wakil Bupati Karawang, H. Aep Syaepuloh, SE, sebagai Pembina Upacara. (Foto Ist).

Dijelaskannya, upacara ini diikuti oleh seluruh pegawai BPN Karawang dan dihadiri oleh Wakil Bupati Karawang, Kepala BPKAD, Kepala Bapenda, Ketua Pengda INI Karawang dan Ketua Pengda PPAT Karawang juga para pimpinan pondok pesantren. Bertindak sebagai pembina upacara yaitu Wakil Bupati Karawang, H. Aep Syaepuloh, SE, yang juga membacakan pidato Menteri Agraria dan Tata Ruang Kepala Badan Pertanahan Nasional.

“Dalam rangkaian upacara ini, dilaksanakan penyerahan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya dari Presiden RI untuk pegawai BPN Karawang yang telah mengabdi selama 10 hingga 30 tahun. Selain itu, dilaksanakan juga penyerahan sertipikat sebanyak 24 Bidang yang terdiri dari aset Pemerintah Kabupaten Karawang, Wakaf dan PTSL,” ujar Nurus melalui keterangannya saat press conference dengan jurnalis, Senin (25/9).

“Semoga dengan momentum peringatan Hari Agraria dan Tata Ruang kali ini, kita dapat mewujudkan pelayanan yang terbaik untuk indonesia khususnya warga Karawang, sesuai dengan tema Hantaru tahun ini yaitu kinerja dan kolaborasi untuk indonesia maju,” pungkas Nurus Sholichin, A.Ptnh, M.M, Kepala BPN Karawang dalam menutup press conferencenya.

Seusai upacara, dilakukan pemotongan kue dan tumpeng, dilanjutkan dengan acara hiburan di halaman belakang BPN Karawang, sekaligus pemberian Penghargaan kepada pegawai ASN dan PPNPN terbaik, Penghargaan luar biasa dari Kepala Kantor kepada petugas arsip dan dilanjutkan dengan penampilan bakat dari pegawai BPN Karawang. (Red).

Pohukam

Forum Mahasiswa Tangsel, Bahas Ancaman Militerisasi dan Masa Depan Supremasi Sipil

Published

on

By

Tangsel, Jurnaljakarta.com – Serikat Mahasiswa Tangerang Selatan menggelar diskusi publik bertema “Semangat Reformasi dalam Memaknai Supremasi Sipil” pada Rabu (19 Oktober 2025), di Warkop Lapan, Ciputat, Tangerang Selatan.

Forum ini menjadi ruang bagi mahasiswa dan publik untuk membahas dinamika demokrasi Indonesia pasca-Reformasi 1998, khususnya terkait hubungan antara kekuasaan sipil dan militer.

Acara menghadirkan beberapa pembicara, di antaranya Robi Sugara, M.Sc, Dosen FISIP UIN Jakarta dan Darryl Oktavian dari Mahardika perwakilan dari Extinction Rebellion Indonesia.

Turut muncul dalam perbincangan sebagai bentuk penegasan sikap kritis terhadap isu-isu aktual hubungan sipil–militer.

Dalam forum tersebut, para pembicara menekankan pentingnya menjaga semangat reformasi yang mengukuhkan supremasi sipil sebagai pilar demokrasi. Reformasi 1998 dipaparkan kembali sebagai tonggak perubahan yang menuntut militer tunduk pada hukum dan berada di bawah kendali institusi sipil.

Para narasumber menilai bahwa, terdapat indikasi kemunduran semangat reformasi, terutama melalui meningkatnya intervensi militer di ruang-ruang sipil serta menguatnya praktik politik dinasti. “Kondisi ini dinilai berpotensi menggeser keseimbangan kekuasaan dan mengancam perlindungan hak-hak sipil serta mekanisme checks and balances,” tandasnya.

Menurutnya, isu utama yang menjadi sorotan forum adalah kebijakan yang membuka peluang perwira aktif menduduki jabatan sipil. “Kebijakan tersebut dianggap dapat melemahkan prinsip supremasi sipil dan meningkatkan risiko kemunduran demokrasi. Karena itu, peserta mendorong evaluasi kebijakan, penguatan kontrol sipil atas militer, serta perbaikan hubungan sipil–militer secara kelembagaan,” ujarnya.

Forum juga menekankan pentingnya peran aktor-aktor sipil—termasuk pemerintah, legislatif, lembaga yudikatif, hingga organisasi masyarakat sipil—dalam memastikan akuntabilitas militer dan perlindungan HAM. Komitmen terhadap independensi hukum, transparansi pemerintahan, dan partisipasi publik dinilai sebagai syarat mutlak untuk menjaga supremasi sipil.

Beberapa poin penting yang muncul dari diskusi, antara lain:

– Supremasi sipil tetap menjadi fondasi demokrasi pasca-Reformasi, namun membutuhkan konsistensi dalam penegakan hukum.

– Militerisasi ruang publik disebut berpotensi meningkat bila tidak disertai mekanisme pengawasan yang kuat.

– Penguatan sistem checks and balances, reformasi politik yang inklusif dan peningkatan literasi publik mengenai hak sipil diperlukan untuk menjaga kualitas demokrasi.

– Forum turut merumuskan sejumlah rekomendasi, seperti pembatasan jabatan militer pada fungsi pertahanan, peningkatan transparansi kebijakan keamanan, serta penguatan lembaga pengawas hubungan sipil–militer—termasuk lembaga yudikatif dan komisi HAM.

Dialog publik yang berkelanjutan juga dianggap penting untuk menjaga relevansi semangat reformasi.

Acara ditutup dengan penegasan bahwa, supremasi sipil merupakan indikator utama kualitas demokrasi Indonesia. Menjaga prinsip tersebut dinilai krusial untuk memastikan kebijakan negara tetap berpihak pada kepentingan rakyat dan menjamin perlindungan hak-hak warga negara. (Red).

Continue Reading

Pohukam

Suarakan Aksi Dengan Damai, Tokoh Ultras Serukan Kritik Membangun PSSI

Published

on

By

JURNALJAKARTA.COM  – Suasana penuh kebersamaan terasa di Lapangan GBK, saat ratusan pendukung Indonesia dari berbagai daerah berkumpul dalam Mendukung Indonesia.

Ultras Garuda melakukan penuntutan terhadap PSSI saat bertemu dengan Ketua PSSI, Erick Tohir dan tuntutan tersebut tidak ditangapain sehingga ultras Garuda melakukan aksi unjuk rasa lanjutan Jum’at (14/11/2025) di depan kantor PSSI Jakarta

Melalui keterangannya, Sabtu (15/11), Tokoh Ultras Garuda Tangerang, Thomas mengatakan bahwa, harus dilakukan pembenahan di struktur PSSI Karena masih terdapat unsur politik di dalam PSSI dan perlunya Kebersihan di dalam Liga karena banyaknya mafia atau oknum didalam Liga.

Thomas juga mengatakan & berharap, kedepanya agar Ultras Garuda agar berstruktur dan tidak ada kepentingan lain dan hanya Fokus mendukung Indonesia karena kalau sudah mempunyai kepentingan lain pasti oknum hanya mengincar keuntungan diri sendiri.

Ia menekankan pentingnya menjaga netralitas dan kedewasaan dalam berorganisasi, terutama di tengah situasi sosial dan politik yang dinamis, jangan sampai adanya aksi anarkhis yang dapat memecah belah bangsa.

“Supporter dan politik kadang sulit dipisahkan, tapi kami memilih fokus mendukung Indonesia. Lebih baik membuat kegiatan positif daripada ikut arus politik,” tegasnya.

Selain memperkuat solidaritas, Thomas juga dapat menjadi sarana edukatif bagi para pelajar dan komunitas supporter agar menjauhi tindakan negatif seperti tawuran, aksi anarkhis. Menurutnya, semangat sportivitas harus menjadi bagian dari budaya generasi muda.

Dalam kesempatan itu, Thomas juga menyinggung kinerja satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Ia menilai, arah kebijakan nasional, terutama yang berkaitan dengan dunia olahraga, mulai menunjukkan perkembangan positif.

“Banyak janji yang mulai ditepati. Memang belum sempurna, tapi arah kebijakan sudah cukup baik. Kami berharap ke depan lebih banyak perhatian untuk dunia sepak bola Indonesia dan suara-suara supporter,” tambahnya. (Red).

Continue Reading

Pohukam

Aktivis Umpam Mengutuk Keras Tindakan Provokasi dan Anarkisme Ditengah Aksi Massa

Published

on

By

Tangsel, Jurnaljakata.com  –  Pemerintah secara resmi telah menetapkan Presiden ke-2 RI, Soeharto, sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2025, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 116/TK/Tahun 2025. Pemberian gelar ini menuai beragam tanggapan pro dan kontra oleh elemen mahasiswa, pelajar dan Masyarakat sipil. Bagi pendukung mereka menyoroti jasa militer Soeharto, khususnya peran aktif dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 dan sebagai Bapak Pembangunan Bangsa yang telah membangun ekonomi nasional memperkuat ketahanan ekonomi, serta program-program seperti pembangunan sekolah dan modernisasi pertanian dianggap sebagai warisan pembangunan yang berkelanjutan. Sementara para kritikus menyoroti pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di masa pemerintahannya.

Pemerintah menjelaskan bahwa, gelar ini diberikan atas dasar kontribusi masa lalu dalam mempertahankan kemerdekaan dan pembangunan bangsa, bukan merujuk pada masa pemerintahannya, sesuai dengan proses penilaian yang melibatkan berbagai pihak.

Pasca penetapan, beberapa aksi unjuk rasa dalam memperingati Hari Pahlawan ini tepatnya tanggal 10 November 2025 dan moment lainnya masih akan terus dilakukan oleh berbagai elemen pemuda, mahasiswa, kelompok buruh dan masyarakat sipil di wilayah Tangerang Raya.

Aksi ini sejatinya rawan disusupi oleh kelompok perusuh atau yang lebih dikenal dengan sebutan kelompok Anarko, dimana kelompok anarko tersebut sejatinya telah menyusup pada berbagai moment aksi, salah satunya adalah aksi demo anarkhis dengan penyerangan terhadap Aparat dan pembakaran sporadis fasilitas umum tanggal 25 dan 28 Agustus 2025 di gedung DPR RI Jakarta dan tempat lainnya di DKI Jakarta, sehingga menyebabkan Aparat maupun mahasiswa serta Masyarakat umum terluka.

Dalam statmennya, Jum’at (14/11), Aktivis Mahasiswa Unpam dan Pemerhati pergerakan mahasiswa Jakarta Kristanto, mengimbau para elemen pemuda, mahasiswa dan buruh serta masyarakat sipil agar dapat menyampaikan pendapat dimuka umum melaksanakan aksi dengan tertib dan mengutamakan keselamatan.

Kristanto menegaskan bahwa, aksi demonstrasi sejatinya merupakan hak setiap warga negara yang dijamin oleh undang-undang, namun demikian tetap harus dilakukan sesuai aturan, Pemerintah memperbolehkan jalannya aksi, akan tetapi diingatkan agar tidak bertindak anarkis, apalagi melakukan Tindakan pembakaran fasilitas umum serta waspada terhadap kemungkinan adanya penyusup, khususnya Kelompok Anarko.

“Perjuangan elemen mahasiswa dan buruh serta elemen Masyarakat sipil dalam menyampaikan aspirasi jangan sampai ternodai dan gagal karena adanya aksi-aksi anarkis dari Kelompok Anarko yang kerap memicu timbulnya kericuhan hingga korban di pihak pengunjukrasa dan Masyarakat maupun aparat,” ujar Kristanto.

Diharapkan unjuk rasa dalam menyuarakan aspirasi pasca peringatan Hari Pahlawan maupun moment nasional lainnya dapat berjalan aman, tertib dan aman kondusif sehingga aspirasi yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik tanpa mengganggu ketertiban umum.

Seiring pergerakan Kelompok Anarko, atau sering disebut dengan Anarko Sindikalis, yang menyasar kampus, tongkorongan pelajar dan elemen Masyarakat sipil, adalah kelompok sosialis yang menganut ideologi anarkisme. Paham ini menolak sistem otoritas, termasuk pemerintahan dan sistem kapitalis. Di Indonesia, kelompok ini kerap muncul dalam berbagai moment demonstrasi besar, sering kali diwarnai aksi kekerasan dan kerusakan fasilitas umum.

Mereka dikenal menggunakan pakaian serba hitam dan symbol-simbol tertentu serta menjalankan aksi destruktif seperti membakar ban atau merusak fasilitas publik. “Kelompok yang menyusup tersebut memprovokasi massa sasaran pelajar, pemuda, mahasiswa, buruh dan Masyarakat sipil dengan membakar ban hingga melempari petugas dengan batu dan botol molotof tujuan terjadinya suasana cheos,” tutupnya. (Red).

Continue Reading

Populer