Nasional
Prosedur Ketat Tangani Wabah Corona, Layanan IZI Tetap Berjalan

Jurnaljakarta.com – Inisiatif Zakat Indonesia mulai memberlakukan sistem lockdown di lingkungan kerjanya, untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.
Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) selaku lembaga pengelolaan dana zakat nasional ikut mendukung upaya pemerintah di dalam menanggulangi penyebaran virus corona, terutama di kalangan dhuafa.
Hal tersebut diungkapkan Wildhan Dewayana, selaku Direktur Utama IZI, di Jakarta, Jum’at (20/3/20).
Menurut Wildhan semenjak pengumuman Presiden Joko Widodo terkait kasus pertama virus tersebut di Indonesia Senin (2/3) yang lalu, IZI mulai memikirkan protokol antisipasi kemungkinan terburuk.
Secara bertahap direksi dan jajaran manajemen Inisiatif Zakat Indonesia mulai melakukan reaksi cepat penanggulangannya di lingkungan internal lembaga,” imbuhnya.
Langkah pertama lanjutnya adalah, dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yang dianjurkan kepada seluruh pegawai di lingkungan kantor IZI. Program PHBS ini juga diterapkan di seluruh Rumah Singgah Pasien (RSP) IZI yang berada di seluruh Indonesia.
Seperti halnya rumah singgah pasien perwakilan Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, dan Sulawesi Selatan yang segera menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat mulai dari pengurus, pasien, hingga para pendampingnya.
Rumah Singgah Pasien merupakan tempat bernaung sementara pasien dari golongan dhuafa yang melakukan rawat jalan ke rumah sakit-rumah sakit nasional.
Tidak sampai di situ, RSP IZI Jawa Barat melakukan improvisasi pembuatan home made handsanitizer bersama para pasien beserta pendampingnya untuk mengantisipasi kelangkaan barang tersebut di pasaran.
Improvisasi tersebut cukup efektif menanggulangi dampak dari kepanikan publik yang mengikuti isu virus corona ini. Oleh karenanya, video meramu home made handsanitizer dikreasikan tim IZI Jawa Barat untuk dapat diikuti publik secara mandiri,” lanjutnya.
Perkembangan dampak virus corona di Indonesia makin panas ketika dikabarkan bahwa jumlah orang yang terpapar mencapai 117 pasien dengan korban meninggal sebanyak 5 orang.
Atas informasi tersebut, jajaran direksi dan manajemen IZI mulai menerapkan Work From Home, sesuai arahan Presiden RI, Joko Widodo.
“Saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah,” ujar presiden, sebagaimana yang dikutip seluruh media massa nasional Indonesia (15/3).
Instruksi Work From Home pertama (15/3) mulai diberlakukan bagi para amil yang
menggunakan transportasi publik atau ojek daring oleh manajemen IZI. Berikutnya, beberapa divisi mulai menerapkan sistem kerja di rumah dengan membawa perlengkapan kantor ke kediaman mereka untuk sementara waktu.
Pada hari ketiga, segenap amil zakat IZI mulai mengefektifkan telekonferensi sebagai sarana
rapat internal mereka. Sementara, layanan mustahik tetap dibuka dengan prosedur yang ketat dan sesuai aturan social distancing oleh pemerintah setempat.
Pada hari ini (20/3), perintah lockdown telah diberlakukan lembaga Inisiatif Zakat Indonesia, dikarenakan perkembangan yang sedemikian kritis. Dari 309 kasus positif virus corona, sebanyak 210 penderitanya berasal dari Jakarta.
Wildhan menghimbau agar seluruh amil zakatnya, dan khususnya publik Jakarta untuk tidak panik, namun juga tetap kontrol diri atas kondisi yang
terjadi.
“Tetap bisa bersikap tenang, ikhtiar, dan tawakkal atas situasi (wabah corona) yang terjadi.
Serta tetap menjaga semangat gotong royong, saling menyemangati, dan kuatkan iman dalam menyambut bulan suci Ramadhan tahun ini,” pungkasnya.
Pohukam
Gus Toto, Dukung Program “Manggarai Bersholawat” sebagai Wahana Tabayun dan Muasabah Pelaku Tawuran

JURNALJAKARTA.COM – Wacana Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung membuat program “Manggarai Berselawat” untuk mencegah tawuran terus terjadi di kawasan Manggarai Jakarta Selatan, menuai banyak tanggapan dari public.
Ide tersebut oleh public banyak dibandingkan dengan penanganan yang diambil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Melalui keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (17/5), Muhammad Thohar, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Kemajuan Jakarta (LAJU Jakarta) menyatakan bahwa, Masyarakat hendaknya memberikan kesempatan kepada Gubernur DKI Jakarta untuk menjalankan rencananya dan jika sudah berjalan Masyarakat bisa menilai dan mengevaluasi.
“Saya mendukung Mas Pram untuk menjalankan Program Manggarai Bersholawat sebagai Langkah yang diambil untuk mitigasi persoalan tawuran yang sering terjadi di Manggarai.Kita akan kawal Bersama, dan jika berhasil maka patut dapat apresiasi, namun jika hasilnya tidak optimal maka bisa sama-sama dikritisi dan mencari Solusi lain,” kata Gus Toto, Panggilan akrab Muhammad Thohar.
Menurut Tokoh Muda Nahdatul Ulama itu, untuk menangani fenomena tawuran dapat dilakukan dengan ragam pendekatan. Diantaranya adalah pendekatan yang humanis untuk mengatasi ragam permasalahan di Jakarta. Atau dengan kata lain pendekatan yang digunakan bisa juga bersifat kultural dan keagamaan. Tawuran menurut Gus Toto tak bisa semata-mata diselesaikan dengan cara-cara represif.
“Dalam “Manggarai Bersholawat”, Mas Pram akan mengundang kelompok-kelompok yang bertikai di sana. Duduk bareng, cari tahu apa akar masalahnya. Nggak bisa hanya menyalahkan saja. Selain itu juga melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, majelis taklim, dan stakeholder lainnya. Ini bentuk komunikasi yang baik,” ungkapnya.
Gus Toto menambahkan bahwa, tawuran tidak hanya terjadi wilayah di Jakarta Selatan yang mana Manggarai salah satunya. Wilayah lain yang juga kerap terjadi tawuran antar kelompok terjadi juga di Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, juga Jakarta Utara.
“ini adalah awal, Pemprov siap hadir ditengah Masyarakat mempertemukan pihak-pihak yang sering bertikai dan tawuran. Jika ada konflik dan saling tuduh siapa yang memulai tawuran maka disini Gubernur turun langsung untuk memfasilitai pihak yang berkonflik tabayun, setelah komunikasi terbangun maka akan diajak muasabah, itu yang saya pahami dari tujuan Program Manggarai Bersholawat yang di inisiasi oleh Gubernur DKI Jakarta,” pungkasnya. (Red).
Pohukam
Kepri Jalur Laut Malaysia dan Singapura, Para Pekerja Migran Indonesia Ilegal dan Legal

BATAM, JURNALJAKARTA.COM – Kinerja Polri dalam memberantas tindak pidana perdagangan orang (TPPO) diapresiasi. Ini tidak terlepas dari hadirnya Direktorat Tindak Pidana Pelindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan Pemberantasan Perdagangan Orang (PPO).
Hal tersebut diungkapkan Irwan Setiawan, Pengurus Yayasan Embun Pelangi Kepulauan Riau (Kepri) melalui keterangannya, Jum’at (2 Mei 2025).
“Sekarang Kepolisian sudah bagus punya Direktorat PPA dan PPO itu sangat membantu,” ujar Irwan Setiawan.
Menurutnya, perlu ada sosialisasi yang lebih masif lagi terkait keberadaan direktorat tersebut.
“Cuma harus lebih tersosialisasikan lagi di wilayah-wilayah di Indonesia. Karena direktorat itu sendiri kan adanya di Mabes Polri ya,” tuturnya.
Pihaknya sendiri, mengaku sudah sering bekerja sama dengan petugas Kepolisian dari Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
“Kami bersama pegiat migran lainnya yang tergabung dalam Jaringan SAFE Migran ikut berperan menangani korban salah satunya dengan menyediakan rumah aman, sementara polisi mengurus pelaku terkait perdagangan orang,” ucapnya.
Lebih lanjut, karena berbatasan dengan Singapura dan Malaysia di Kepri sering terjadi persoalan terkait Pekerja Migran. Penanganan permasalahan pekerja Migran ini yang berangkat dengan melalui jalur laut, menurut dia kurang maksimal.
“Sebab, kendati ada gugus tugas yang khusus mengurusi perkara itu, namun kinerjanya kurang optimal,” imbuhnya.
“Tentunya akan banyak sekali persoalan-persoalan dari pekerja migran karena di situ tempat transit dari para pekerja migran ketika mereka mau ke Malaysia atau Singapura,” tuturnya.
“Tetapi persoalannya itu bisa jadi di anggaran atau komitmen para anggota Gugus Tugas itu sendiri,” kata Irwan.
Adapun Yayasan Embun Pelangi Kepri turut tergabung dalam gugus tugas tersebut, yang berperan melakukan rehabilitasi dan pemulangan pekerja migran.
Yayasan Embun Pelangi sendiri berlokasi di Batam, Kepulauan Riau dan berfokus pada isu eksploitasi seksual anak, kekerasan terhadap perempuan dan anak serta pekerja migran yang bermasalah atau berhadapan dengan hukum. Serta Embun Pelangi melayani pengaduan serta memiliki rumah aman. (Red).
Pohukam
Untuk Menjaga NKRI & Menjaga Rakyat, Jangan Mudah Terprovokasi

Ketum PWI dan Laskar Sabilillah, Dr. KH. Muhammad Abbas Billy Yachsi, M.A. (Foto Ist).
JURNALJAKARTA.COM –Tenanglah, jangan mudah terprovokasi. Kita ada untuk memperkuat NKRI, menjaga rakyat, bukan menambah kegaduhan.
Demikian ditegaskan Dr. KH. Muhammad Abbas Billy Yachsi, M.A, Ketua Umum PWI dan Laskar Sabilillah, melalui keterangannya, Senin (28/4).
“Di tengah dinamika yang terjadi, seluruh anggotanya untuk tetap tenang, menjaga kedamaian dan tidak terprovokasi,” imbuhnya.
Dr. Abas menambahkan, pentingnya tetap berada di jalur perjuangan yang lurus memperjuangkan kebenaran sejarah, menjaga kehormatan nasab Rasulullah SAW, serta melindungi para ulama dari segala bentuk penyimpangan yang dilakukan demi kepentingan pribadi.
“Kita punya tanggung jawab untuk menjaga ketertiban, mempererat persatuan, dan mengajarkan masyarakat agar mencintai NKRI, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Dr. Muhammad Abbas, menguatkan semangat para anggotanya.
Tidak hanya berhenti di situ, Komando seruan juga diteruskan oleh Komandan Laskar Sabilillah Pusat, Ali Hifni Al Bantani.
Ia mengimbau seluruh anggota untuk menjaga kondusifitas, menaati hukum yang berlaku dan tetap berpijak sebagai bagian dari bangsa yang berkomitmen pada persatuan.
“Dalam suasana penuh keprihatinan atas banyaknya provokasi, suara dari PWI dan Laskar Sabilillah menjadi pengingat penting bahwa menjaga kedamaian adalah bagian tak terpisahkan dari perjuangan bangsa,” ujarnya. (Red).